Kamis, 01 Desember 2011

Hanya untuk membuatmu merasakannya….


Saat dirimu berada dalam kesendirian, dan duniapun seolah memalingkan wajahnya untukmu.

Saya disini menanti untuk memberimu pelukan hangat, hanya untuk membuatmu merasakannya..

Saat bayang – bayang malam menghilang, dan bintang-bintang pun seperti menjauh.

Saya masih disini dan menanti untuk menghapus airmatamu, hanya untuk membuatmu merasakannya..

Aku tahu, aku tidaklah sesepurnah yang kamu inginkan. Tapi yakin, aku tidak akan pernah menyakitimu.
Dan aku juga tahu dari saat pertamakali itu kami bertemu, Tidak ada keraguan dalam pikiranku tentang siapa dirimu..

Jutaan waktu yang bergulir akan kulalui, hanya untuk membuatmu merasakannya..

Ribual mil jalan terjal akan kutapaki, hanya untuk membuatmu merasakannya..

Pergi dan menghilang keujung dunia akan kulakukan, hanya untuk membuatmu merasakannya..

Untuk merasakan cinta yang hanya akan kuberikan untukmu…

Minggu, 13 November 2011

Lawak VS Stand Up Comedy


Masyarakat kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah “Melawak”, karena memang lawak merupakan salah satu program utama di beberapa stasiun televisi di Indonesia. Sebut saja program OVJ yang tayang di Trans 7 dan lenong bocah yang pernah tayang di TPI tahun 90-an, program ini sukses menyedot perhatian masyarakat kita dan mendapat rating tinggi.

Sebenarnya Melawak merupakan suatu usaha untuk membuat orang lain tertawa, atau sekadar membuat orang lain gembira. Caranya bermacam-macam, tergantung dari si pelawak dan biasanya disesuaikan dengan kondisi orang yang akan dibuat tertawa. Cara yang paling umum adalah dengan mengucapkan lelucon, dengan subjek lelucon orang lain, atau diri sendiri. Cara lainnya adalah dengan tingkah laku yang dibuat-buat hingga dapat terlihat lucu dan pentas ditertawakan di hadapan orang lain.

Di Indonesia ada bebrapa grup lawak yang cukup terkenal dimasyarakat kita mulai dari Srimulat, Warkop DKI, Patrio, Bagito, Cagur dan masih banyak lagi. Meskipun “lawak” masih merajai program utama beberapa stasiun tv nasional, tapi ada juga segelitir golongan yang mulai memasyarakatkan Stand Up Comedy melalui beberapa stasiun tv. Salah satunya Metro Tv yang hadir dengan program “Stand Up Comedy”. Stand up comedy sendiri adalah seni melawak yang disampaikan di depan penonton secara langsung. Biasanya sang komedian akan melakukan one man show. melemparkan lelucon melalui monolog atau statement dalam satu kalimat yang mengandung humor.

Komedian di jalur ini biasanya menulis skrip lawakannya untuk tampil dalam 20-45 menit. Kadang-kadang mereka memakai alat bantu untuk menyampaikan lelucon mereka. Meskipun stand up comedy, pelawak ngga harus terus menerus berdiri, beberapa pelawak menyampkain sambil duduk seperti sedang bercerita pada kita. Sebenanrnya genre stand up comedy bukan hal baru di Indonesia.

Kita masih ingat dengan sosok Alm. Taufik Savalas dengan acara "Comedy Cafe" yang pernah tayang di Trans TV sekitar 2004 dan juga Pepeng yang sambil membawakan acara kuis Jari-jari di RCTI menyelipkan humor segar. Disambung dengan Iwel di DemoCrazy , meskupun aksi mereka tidak bisa dibilang melakukan Stand Up Comedy murni. Tapi setidaknya lewat comedy cerdas, mereka bisa menghibur penikmat televisi. Raditya Dika dan Panji mulai mencoba masuk ke jalur ini dengan penampilan mereka di Provocative Proactive Metro Tv. Stand up comedy kurang populer di Indonesia karena mainstream industri lawak masih menitik beratkan pada physical comedy.

Lihat saja aksi Aziz gagap yang di paksa duduk di kursi stereofoam, Omas yang ditertawakan karena bentuk bibirnya dan dipaksa berdandan tak enak dipandang supaya penonton tertawa. Meskipun bisa dikatakan Stand Up Comedy kurang pupuler di Indonesia, paling tidak masih ada sekelompok pelawak yang sadar kalau lawakan nggak berkutat disekitar slapstick.


Selasa, 01 November 2011

CERITA TENTANG KEYLA, ADHYT & RYAN..

Narasi by Keyla : “Saya masih ingat banget, bagaimana pertama kali akhirnya adhyt mengutarakan perasaannya sama saya. Jujur saya kaget dengan semua itu, tapi satu hal yang saya tahu perasaan itu bukan hanya milik adhyt tapi juga saya.

(Jeda sound)

(Sound efek : Bandara)

Adit : “akhirnya kamu datang juga key, saya nunggu kamu disni”
keyla : “maafin saya dit..”

Adit : “saya hampir nggak punya alasan lagi untuk datang ke Indonesia, sebenarnya tujuan saya bukan untuk ziarah ke makam opa. Tapi ini semua saya lakukan demi kamu key, demi bisa bertemu dengan kamu”

Keyla : “aditt…”

Adit : “seandainya kamu nggak datang, mungkin saya harus benar – benar melupakan semua impian saya, melupakan keinginan saya untuk kembali keindonesia, dan melupakan kamu selamanya key.. saya sayang sama kamu key”

Keyla : “saya juga sayang sama kamu dit..”

Adit : “key, kamu maukan menerima aku menjadi seseorang yang ter-special di hatimu??”

Keyla : “iya dit, karena saya juga masih sangat mencintamu”

Adit : “saya pergi key, tapi saya janji akan kembali untukmu. Kita akan bersama key..”

Keyla : “terimakasih dit, saya akan nungguin kamu disini sampai kamu kembali”

(Jeda sound)

Narasi by Keyla : “Saya selalu berharap, semoga saja ini yang terbaik untuk saya dan adit. meskipun harus berpisah untuk beberapa waktu tapi itu semua tidak menghalangi kami untuk tetap saling mencintai. Adit, sosok yang dulu pernah mengajariku tentang arti sebuah cinta, saat ini telah kembali untuk memberiku cinta sejatinya.”

-----------------------------

Narasi by Keyla : “Selama beberapa lama, saya dan adhyt menjalani hubungan long distance relationship, berat mememang tapi saya selalu berusaha meyakinkan diri kalau semuanya akan berakhir dengan indah. Saat Ryan muncul, apa yang menjadi keyakinan saya pun berubah. Semuanya teruangkap, dan membuat saya ragu dengan adhyt.”

(Jeda sound)

Keyla : “ini agenda kamu yang ketinggalan kemaren”

Ryan : “makasih yah key, kemaren saya fikir agenda ini hilang. Untung kamu yang nemuin, agenda ini penting banget buat saya”

Keyla : “ryan, saya boleh nanya sesuatu?”

Ryan : “kamu mau nanya apa?

Keyla : “puisi – puisi di agneda kamu itu puisi siapa?”

Ryan : “saya, saya yang nulis. Emang ada apa key??”

Keyla : “puisi kamu persis dengan semua puisi yang pernah dikirmkan adhyt, sebenarnya yang balas email saya selama ini siapa?? Kamu atau adhyt??”

Ryan : “sebelumnya saya mau minta maaf kalau saya sudah lancang masuk didalam hubungan kalian berdua, tapi jujur adhyt yang nyuruh saya untuk menulis semua puisi itu. Karena adhyt ingin membuat kamu bahagia key..”

Keyla : “tapi kenapa caranya harus seperti ini? kalian sama aja sudah bohongin saya..!!”

Ryan : “maafkan saya key, semua ini salah saya”

Keyla : “saya nggak tahu lagi harus ngomong apa ryan.. semuanya bener – benar membuat saya bingung”

Ryan : “pliiss key, kamu jangan pernah nyalahin adhyt. Semua ini dia lakukan, benar – benar hanya untuk buat kamu bahagia”

(sound efek :keyla tarik nafas)

Keyla : “saya balik dluan ryan, kayaknya saya perlu nenangin diri dulu”

(sound efek : langkah kakil)

(Jeda sound)

Narasi by keyla : “Berjuta pertanyaan muncul dibenakku, kenapa harus seperti ini sih?? Padahal saya sudah merasa nyaman dengan semua puisi – puisi itu, dan itu juga yang membuat saya semakin cinta sama adhyt. Tapi kalau ternyata penulisnya adalah ryan..?? aduhh, pusingg…!!! Apa saya harus membagi peraasaanku dengan ryan juga?? Karena semua puisi itu bener – benar memikat hati saya. Maafkan saya dhyt, saya nggak bermaksud untuk nyakitin kamu. Tapi kamu yang sudah memulai semua masalah ini..”

-----------------------------

Narasi by Keyla : “Setelah kejadian itu, hubungan saya dengan adhytpun renggang, saya kecewa dengan adhyt, tapi saya juga nggak tau harus bersikap seperti apa dengan ryan. Hubungan saya dengan adhyt pun semakin jauh saat tanpa sengaja melihat kedekatan adhyt dengan nadia”

(Jeda sound)

Nadia : “kalau foto ini kamu lagi dimana?”

Adhyt : “ini pas liburan sama temen – temen kantor di Bangkok”

Nadia : “seru banget yah.. btw gaya kamu lucu banget disini..”

Adhyt : “lucu gimana?”

Nadia : “saya nggak nyangka aja kamu bisa segokil ini”

Adhyt : “itu karena kamu belum kenal saya lebih dekat kali nad..”

Nadia : “kirain selama ini kamu orangnya dingin, cuek..”

(sound efek : langkah kaki)

Keyla : “ternyata kalian disni??”

Nadia : “keyla??”

Keyla : “kaget yah???”

Nadia : “kok gak bilang – bilang kesini?”

Keyla : “saya sengaja mo bikin surprise.. tapi ngomong – ngomong pantes yah selama ini kamu nggak mau ngangkat telpon saya, ternyata kamu beneran sibuk”

Adhyt : “key.. kamu kok gitu sih?”

Keyla : “gitu gimana? Sikap saya biasa aja kok dhyt”

Adhyt : “nadia kan temen kamu, dia kesini cuman mau ngibur saya kok”

Keyla : “iya, saya tahu. Tapi kenapa kalau dengan saya, kamu berbeda dhyt. Kamu nggak seperti ini..”

Adhyt : “itu karena…”

Keyla : “iy, saya ngerti.. karena saya nggak seperti nadia.. itu kan??”

(sound efek : diam)

Keyla : “ya udah kalau begitu, silahkan melanjutkan kesenangan kalian. Maaf kalau saya menggangu”

(sound efek : langkah kaki)

Nadia : “key.. tunggu saya key..”

(sound efek : langkah kaki)

Nadia : “kamu salah paham key, semuanya gak seperti yang kamu bayangin..”

(sound efek : langkah kaki)

Nadia : “key… keyla…”

(jeda sound)

(sound efek : langkah kaki)

Adhyt : “key, hari ini saya harus pulang ke new york”

Keyla : “kamu baik – baik yah disana”

Adhyt : “key, sebenarnya..”

Keyla : “sudah dhyt, saya nggak mau membicarakan itu lagi. Saat ini saya ingin tenang..”

Adhyt : “bagaimana dengan hubungan kita key..”

Kyla : “saya fikir kita susah untuk melanjutkan hubungan ini, kamu tahu sendiri kan dengan kondisi kita seperti apa. Biar waktu yang akan menjawab semuanya..”

Adhyt : “saya cinta sama kamu key”

Keyla : “saya juga saying kok sama kamu, tapi diantara kita sudah gak ada kecocokan lagi. Saya juga perlu waktu untuk berfikir..”

Adhyt : “saya hanya berharap kamu bisa nerima saya lagi key”

Keyla : “saya nggak bisa janji untuk itu..”

Adhyt : “selamat tinggal key”

(jeda sound)

Narasi by keyla : “itu keputusan saya, meinggalkan adhyt dan melupakan semuanya. Soal nadia, saya sudah bisa memaafkan dia. Sekarang tinggal bagaimana sikap saya terhadap ryan, puisi – puisi masih saja membuat saya ketergantungan”

-----------------------------

Puisi ryan : “Dear keyla.. langit merona jingga, menampakkan kecantikannya. Seolah disudut sana, tergambar wajah ayu yang selalu saya rindukan. Dia adalah dirimu, sosok sederhana yang mendekap ragaku dan membelenggu sayap – sayap cintaku. Yang kemudian membuat saya terperangkap, dan hanya bisa terbang disekitaran hatimu selamanya. Cintamu lah yang menghidupkan jiwaku key, tetaplah buat saya seperti ini.. By Ryan…”

-----------------------------

(sound efek : ringtone hp)

Ryan : “halo..”

Adhyt : “saya adhyt yan..”

Ryan : “ada apa dhyt?? Kabar kamu bagaimana??? Kamu masih di New York”

Adhyt : “saya baik baik saja, dan iya saya juga masih di new York. Kamu sendiri gimana??”

Ryan : “sama seprti kamu, saya baik – baik aja”

Adhyt : “saya nggak menggangu kan??”

Ryan : “nggak, nggak sama sekali”

Adhyt : “hubungan kamu dengan keyla gimana??”

Ryan : “saya dan keyla??? Hhmmm.. kami berdua cuman temenan kok”

Adhyt : “saya kangen dengan kalian berdua..”

Ryan : “saya juga dhyt…”

Adhyt : “sebenarnya saya mo ngomong sesuatu sama kamu??”

Ryan : “ada apa dhyt, ngomong aja”

Adhyt : “saya akan kembali untuk merebut hati keyla, karena saya yakin keyla masih sangat mencintai saya”

Ryan : “untuk hal itu mungkin saya nggak bisa komentar banyak, itu hak kamu”

Adhyt : “kita akan lihat siapa yang akan dipilih keyla”

Ryan : “terserah kamu dhyt”

Adhyt : “makasih yah ryan”

Ryan : “terimakasih untuk apa?”

Adhyt : “atas pengertian kamu”

Keyla : “saya nggak bisa ngelarang kamu untuk dekat dengan keyla”

(jeda sound)

Narasi by keyla : “Tanpa sepengatahuan saya, adhyt menghubungi ryan saat kami makan malam drumah tante nayla. Ternyata adhyt tetap bersikukuh untuk kembali, sementara ryan juga tidak akan menyerah untuk membuktikan ketulusannya. Semua ini membuat saya merasa bersalah.. seandainya waktu itu saya bisa memilih, tapi saya juga takut menyakiti salah satu diantara mereka. Karena Adhyt & Ryan adalah hal terindah yang pernah kurasakan dihidupku..”

Sabtu, 29 Oktober 2011

Part .2 (Key's Story)

HOME SWEET HOME

Bandara International Hasanunddin…

Pertamakali menginjakkan kaki di kota ini kembali membuat gue seperti limbung, antara terbang dan mengambang. setengah hati gue masih tertinggal di Jakarta, semperempatnya di awan, dan selebihnya ditanah yang gw pijak ini. Gue sendiri ragu, apa mungkin gue bisa nyaman sementara pikiran gue melayang kemana – mana.

Fadly sibuk ngambilin barang – barang gue, sementara gue juga sibuk mandangin tumpukan orang di pintu kedatangan. “ini Makassar kan??” masih belom percaya gue disni.

Meskipun masih dibawah atap bandara, panas yang menyengat sudah sangat terasa. Kenapa yah gue terlalu menyudutkan kota ini, padahal kan Jakarta lebih parah dari ini.

Bentangan luas awan putih di langit menjadi pengalih perhatian gue yang tadinya masih setengah hati melangkahkan kaki, dan perlahan – lahan gue juga memaksa kepala gue untuk mendarat di tempat ini.

Banyak hal yang masih belum bisa gue lupakan disini, tentang kesakitan gue dan beberapa hal yang membuat gue mati rasa. Semua tentang cinta… itu sebenarnya yang membuat gue enggan memijakkan kaki disini, bukan karena Jakarta lebih bagus, tapi hati gue yang masih rapuh untuk mengingat semuanya.

“siapa yang jemput kita??”. Gue berusaha menyemangati diri, meskipun tenaga gue sudah hampir habis.

“kita naik taxi aja, mama dan papa kamu nggak sempat ngejemput”

“tega”. Pikir gue, gimana mana mungkin nyokap yang nyuruh gw pulang tapi nggak ada niatan jemput gue dibandara. Masa gue harus terlunta – lunta sama fadly, kenapa juga gue musti naik taxi lagi.

“nggak ada pilihan lain kan??”. Fadly ada benernya juga, tapi kok dia bisa baca pikiran gue yah??

Gue gak tau nih, apakah karena mataharinya Makassar ada 2 atau emang gue yang gak pernah nyadar kalau Jakarta juga pernah lebih panas dari ini?? Gerah banget, rasanya pengen nyemplung di laut.

“pinjam hape kamu dong ly”.. “ly” itu panggilan kecil gue buat fadly, cuman dia temen gue satu – satunya waktu gue masih SD.

“halo ri..”

“keyla??? Lo dimana?? Gimana kabar lo?? Lo lagi ngapain sih?? Kangeennnn”

“baru juga sehari, ni masih dijalan otw ke rumah bareng fadly. Suntuk gue nyut.. help me..”

“Udah nikmatin aja, btw ni nomer baru lo yah??”

“bukan, ni nomernya fadly”

“OMG..!!! dia lagi ngapain sekarang??”

“dasar kunyuk, bukannya baek -baek ngobrol sama gue malah nanya soal fadly. Gue cuman mo Menuhin janji gue aja”

“iye sorry, tenkyu yah..”

“udah dulu kalau gitu, ntar gue telpon lagi. Hp gue lowbatt. Bye nyutt…”

“bye..”

Masih dalam taxi bareng fadly, gue coba meratiin semua hal yang ada di bagian kiri & kanan jalan tol yang gw lewati. Sembari menikmati lagu raisa – serba salah yang lagi terputar di radio venus. Pilihan yang tepat menurut gue, gue yakin selera musik sopir ini juga lumayan lah. Biasanya kan orang sini kalau bukan doyan dengerin radio yang muter lagu dangdut, paling banter juga melayu. Setidaknya gue mulai bisa enjoy dengan perjalanan singkat dari bandara ke rumah gue.

sudah lupakan segala cerita antara kita….

ku tak ingin, ku tak ingin, ku tak ingin kau terluka karna cinta

bukan karna rasa itu tlah sirna, maafkanlah….

ku hanya tak ingin, ku tak ingin, ku tak ingin ku terluka karna cinta

“nih hp kamu”. Tumben si fadly banyak diem. Mungkin kecapean kali yah, seharian inikan hidupnya dihabiskan dilangit. Nyokap emang paling bisa kalau urusan nyiksa sepupu gue ini.

45 menit dalam perjalanan, akhirnya nyampe juga dirumah. Fadly masih terlelap karena kecapean.

“ly… fadly…. Kita udah nyampe”

“ohh.. iya.. sorry.. tadi aku ketiduran yah”

“Iya”. Kok malah canggung – canggungan gini sih?

Gue mencoba bantuin fadly menurunkan semua barang bawaan gue dari bagasi taxi, wanita separuh baya dengan berbalut pakaian warna merah maroon datang menghampiri gue.

“keyla…”

Wanita itu adalah nyokap gue, dengan penuh kerinduan kepeluk tubuhnya erat. “keyla kangen mom”

“mama juga kangen sama kamu”

”tante, saya langsung pulang aja. Ntar baru saya kesini lagi”

“iya, makasih yah nak kamu udah bantuin tante untuk jemputin keyla”

“iya tante.. saya balik dulu tante”

Dengan menumpangi taxi yang kami pakai dari bandara, fadly bergegas menuju kerumahnya. Dari wajahnya terlihat sangat kelelahan.

Saya dan mama pun masuk kedalam rumah, sementara barang – barang gue diangkat mas daeng. Pembantu dirumah, asalnya dari jawa tapi memutuskan untuk menjadi warga Makassar juga.

“kabar mama gimana??”

“mama baik – baik saja”

“trus papa mana mom??”

“papa kamu lagi dikantor, sebentar lagi juga pulang”

Sesi melepas kangen sama mama berlangsung hamper sejam-an, ternyata keakraban kami selama ini nggak ada yang berubah. Mama juga masih seperti dulu, selalu antusias membicarakan tentang perkembangan keluarga besar kami. Termasuk soal fadly.

“mom, saya kekamar dulu yah.. mau mandi, gerah..”

“ya udah, mama juga mau siapin makan malam”

Senengnya bisa merasakan suasana rumah dan suasana kamar gue yang selalu membuat gue adem. Serasa berada di tempat paling ternyaman didunia, pantai karibia??? Lewat…!!!!.

Berlama – lama di bathub dan mendengarkan lagu adele membuat gue semakin rileks.

when the rain is blowing in your face

and the whole world is on your case

I could offer you a warm embrace

To make you feel my love…

---------------

“akhirnya anak papah yang cantik ini pulang juga kerumah, papa nggak mimpi kan??”. Baru kali ini bokap terlihat begitu girang, mungkin beliau memang sangat merindukan gue. Secara hamper 2 tahunan gue gak pulang kerumah, kalau ketemu dijakarta juga paling banter cuman 1-2 hari doang.

“papa sayang, keyla akan stay dirumah menemani papa dan mom. Saya nggak akan kemana – mana lagi kok”

“gitu dong, itu baru anak papa..”

“udah selese acara reuniannya??? Mending kita semua ke meja makan sekarang makan malam, papa pasti sudah laper”

“keyla juga kali mom”

“yukk.. kita makan malam”. nyokap ngajak gue dan bokap untuk menikmati hidangan makan malam, yang memang sangat menggugah selera.

Seperti biasa, moment makan malam selalu menjadi tempat dimana gue, nyokap, bokap dan Rafael untuk saling berbagi cerita. Btw Rafael itu adek gw yang paling bontot, yang saat ini lagi menjalani tugas KKN kampusnya.

“rafa masih KKN mom??”. Rendang masakan nyokap bener – bener bikin gue gak bisa berhenti untuk ngunyah.

“bulan depan udah selesai kok”

“emang KKN-nya berapa lama??”

“kalau gak salah sekitar 4 bulanan, iya kan pah??”. Nyokap kembali menyodorkan piring oval yang berisi udang bakar.

“iya”. Bokap juga asik menikmati rendang yang merupakan masakan favorit nyokap.

“kamu sendiri rencananya bagaimana key??”

“yaaa.. paling nyari kerja pah”

“dari pada kamu cari kerja di perusahaan lain, bagaiaman kalau kamu gabung diperusahaan papa??”

“bukannya keyla nggak mau pah, tapi keyla pengen mandiri. Setidaknya nyari pengalaman dulu lah”

“apa yang papamu bilang itu ada benernya key”

“keyla ngerti kok maksud baik mama & papa, tapi pliss beri keyla kesempatan untuk berusaha sendiri”

“kamu itu mirip dengan papa kamu key, keras kepala kalau ada maunya”

“setidaknya keyla nggak manja dan nggak nyusahin orang lain kan mom, ya nggak pah??”. Bokap selalu setuju dengan kalimat gue yang satu ini.

“sebagai anak perempuan satu – satunya papa juga khawatir dengan kamu key”. Bokap selalu khawatir keadaan gue, meskipun dia tahu kalau gue bisa melakukannya sendiri. Contoh kasus waktu gue ikut perkemahan sekolah jaman SMP, bokap bela – belain bawain gue selimut tebal plus makan malam cuman untuk mastiin gue gak kelaperan dan bisa tidur dengan nyenyak. Padahal keadaan gue saat itu baik – baik aja.

“makasi deh papa perhatian sama saya, tapi keyla juga mo buktiin kalau keyla juga bisa berhasi dengan usaha sendiri”

“kalau memang tekad kamu sudah bulat, papa akan beri kesempatan buat kamu untuk melakukannya. Tapi janji kalau misalnya usaha kamu nggak berhasil, kamu harus gabung dengan perusahaan papa”

“iya keyla janji”

“makanannya dihabisin dong, jangan cuman ngobrol aja”. Nyokap, bokap dan gue kembali menikmati masakan yokap yang super nikmat.

“malam tante..”. tiba – tiba saja fadly muncul dari ruang tengah.

“eh nak fadly, ayo gabung sama kita makan malam.”

Tanpa rasa sungkan fadly langsung duduk dikursi sebelah gue, btw sikapnya kali ini beda banget dari yang tadi siang. Mungkin gara – gara kecapean kali yah, makanya dia agak bersikap dingin dan canggung.

---------------

“sampai kapan kamu bakalan tinggal dimakassar??”. Faldy mulai membuka obrolan dengan pertanyaan yang gue sendiri nggak tahu jawabannya apa.

Gue dan fadly duduk diteras belakang sembari menikmati cahaya bulan yang begitu sempurna, kalau untuk sepasang kekasih saat – saat seperti ini sangat romantis.

“kok diem??”. Kalimat fadly membuyarkan lamunan gue.

“bukannya diem, saya sendiri bingung menjawabnya gimana. Mama minta saya untuk tinggal dan nggak kembali kejakarta. Kalau disuruh milih sebenarnya saya pengen banget bisa balik kesana”

“apa bedanya sih stay disini sama dijakarta?”

“bukan masalah perbedaan ly, tapi lebih kepada kesempatan buat saya untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih bagus”. Gue gak tau kenapa tiba – tiba gue berfikir kalau fadly meremehkan keinginan saya untuk sukses dijakarta.

“saya tau, tapi kan saingan kamu nggak sedkit disana. Banyak orang dari berbagai kota juga berusaha nyari peruntungan dijakarta, bisa dibilang peluang kamu kecil”. Tebakan gue benar, fadly sangat tidak yakin dengan kemampuan gue. Apa karena gue perempuan?

“perasaan sama aja deh disini”. Kali ini gue agak sinis menanggapi argument sepupu gue yang berbehel ini.

“tapikan setidaknya papa kamu bisa support”

“itulah susahnya orang Indonesia, selalu mengandalkan nama besar orang tua. Saya pengen berusaha sendiri ly”

“so, rencana kamu sekarang gimana?”

“maybe mulai dari sekarang saya musti buat list perusahaan mana saja yang akan saya tempati melamar”

“ribet juga yah”

“setidaknya saya kan udah berusaha”

Fadly memperbaiki gaya duduknya. “sebenarnya saya punya saran buat kamu, kali aja kamu berminat”

Sepertinya obrolan gue dan fadly mulai serius, keliatan dari gaya dia duduk, apa hubungannya coba? “saran apaan”

“kebetulan saat ini usaha mini market lagi menjamur dimana – mana, gimana kalau kamu juga buat usaha itu disekitar kompleks kita. Daerah sini kan gak ada, kamu bisa ambil peluang itu”

“ide bagus tuh, kamu bisa bantu??”

“saya akan coba bantu”

“besok saya akan ngobrolin rencana kita ini sama mama, kali aja mama mau dukung”

“kalau gitu saya balik dlu yah, udah hampir tengah malam”. Fadly beranjak dari duduknya, dan mengambil hpnya yang tergeletah dimeja.

“makasih yah ly buat sarannya”

“salamin aja sama tante dan om, kayaknya mereka juga udah tidur”

“sip..”
gue nganterin fadly sampe pintu depan, saat mobilnya meninggalkan halaman rumah, gue pun beranjak ke lantai 2 menuju kamar tidur gue.

Kayaknya gue sudah mulai dapet bayangan nih, usaha apa yang akan gue jalankan. Untungnya fadly juga udah nyanggupin untuk bantuin gue, setidaknya usaha gue untuk mewujudkannya nggak berat – berat banget. Tapi tetep, semuanya akan dimulai dari nol. Musti semangat 45 ngerjainnya.

---------------

Hari ke-2 gue dimakassar, nyokap ngajak belanja untuk keperluan rumah. Gue sih asik – asik aja, apalagi gue emang lagi survey usaha model mini market yang bakalan gue bangun.

“coba kamu ambil macaroni yang disana key”. Nyokap menunjuk bahan makanan kemasan yang berada persis dipojok rak.

“berapa banyak mom?”

“ambil 2 aja”

Gue ama nyokap kembali mengitari supermarket ini, ternyata barang jualannya komplit juga yah. Dari baju sampe sayur - mayur dipajang disini, apa mungkin gue usaha kayak gini?? Menurut gue sih gede banget, susah ngehandlenya. Kayaknya kalau mini market lebih kena sama gue, atau toserba “TOKO SERBA ADA”. Bakalan laku keras nih kalau gue buka dikompleks, secara yang punya usaha calom mantan super model di Jakarta. Gubraakkkk….

Tapikan kalo gue buka usaha toserba, otomatis gue butuh pekerja. Gue rekrut sapa?? Trus gue musti gaji berapa?? Belom jadi aja udah pusing mikirinnya, gimana bisa terwujud.

“key… keyla…”

“eh.. iya, iya mom”. Suara panggilan nyokap spontan membuyarkan khayalan gue yang dari tadi kelayapan kemana – mana.

“kamu kenapa sih key??”

“nggak kenapa – kenapa kok mom”

“dari tadi mama suruh ambil minyak gorang, malah ngelamun sambil megangin daging. Lagi ada masalah sama daging itu?”

Nyokap nanya gue ada masalah??? Seandainya nyokap tau, masalah gue gede.. gedeeeee bangeeeeeeeet… *pengaruh doyan hiperbola nih bisa jadi gara – gara daging ini juga…

“nggak kok mom, nggak ada apa – apa”. Nyokap kayak sedikit heran melihat sikap gue yang mulai aneh, jangan bilang nyokap sudah siap lariin gue ke RSJ Dadi yah?? Gue masih waras mom.

“mom, belanja masih lama nggak?? Keyla laperr..”

“kamu tuh kebiasaan key, disuruh nemenin mama belanja malah mentingin ngisi perut. Ya udah, kamu bawa trollinya ke kasir ”

“aseeekkk…”

---------------

“pesan apa bu??”. Seorang pelayan berbaju seragam item putih medekat, kalau diliat – liat mirip telor cicak. Emang telor cicak belang – belang gitu??

“kwetiau trus minumnya ice lemon tea”. Makanan favoritnya nyokap tuh. Saking senengnya dengan makanan itu, nyokap rela jauh – jauh ke hongkong cuman untuk menikmati makanan itu dinegeri asalanya.

“kalau kakak pesan apa??”

“what?? Kakak?? Sejak kapan gue diadopsi sama orangtunya ni anak??”. Gue cuman ngomong dalam hati sembari senyum – senyum gak jelas mandangin waiter didepan gue. Untung anaknya cakep, mestinya dia manggil gue dengan sebutan sayang bukan kakak.

“saya sandwich aja deh mas sama orange jus”

Pelayan itu pun berlalu meninggalkan meja kami. “katanya laper, kok cuman makan sandwich??”

“laper juga bukan berarti makan sampe sebakul kan mom??”

“tapi ngomong - ngomong gimana dengan rencana kamu untuk mulai mencari kerja?? Apa kamu sekarang sudah berubah pikiran dan ingin bergabung dengan perusahaan papa kamu aja??”. Pasti nyokap lagi berusaha mempengaruhi gue, gue harus bertahan dengan pendirian gue.

“itu dia mom yang ingin saya omongin dengan mama, kayaknya saya nggak jadi untuk melamar kerja”

“wah, kayaknya ide bagus tuh. Memang sebaiknya kamu bekerja di perusahaan kamu aja key”

“nggak juga mom”

“trus??”

“gini mom, saya dan fadly sebenarnya berencana untuk membuka usaha mini market. Berhubung usaha kami butuh modal yang besar, jadi saya minta bantuan mom dan papa untuk menjadi investor buat usaha kami itu”

“kamu yakin dengan usaha itu?? Untungnya kan gak banyak key?? Lagian kamu mau buka usaha dimana?”. Nyokap gimana sih?? Namanya aja usaha baru dirintis, ya iyalah untungnya gak bakalan besar. Tapi yang jelas, gue akan buktiin kalo usaha gue ini bisa jadi brand ternama. Kali aja bisa saingin outlet-nya KFC…

“mom, dimana - mana yang namanya usaha itu kalau gak untung ya rugi. Tapi yang jelas semuanya bergantung dari bagaimana kita berusaha, saya dan fadly akan mencoba untuk melakukan yang terbaik kok”. Semoga aja gue bisa meyakinkan nyokap, dan beliau bersedia untuk menjadi investor tunggal diusaha mini market gue.

“kalau tekad kamu sudah bulat, nanti mama akan bicarakan hal ini sama papa”

“tenkyu mom”

Pelayan cakkep yang penampilannya persis telor cicak, kembali mendekati meja kami dengan membawa nampan.

“ini pesanannya bu, kakak… selamat menikmati..”. kayaknya gue mesti nyari pekerja persis pelayan yang barusan deh, udah cakep, baek, ramah pula. Atau gue bajak dia aja yah buat kerja di tempat gue??

Kali ini gue bisa tersenyum lega, nyokap udah ngasih gue lampu hijau untuk membuat usaha mini market. Artinya selangkah lagi gue sudah bisa mewujudkan impian gue itu, dan yang pasti gue musti kabarin fadly tentang berita baik ini.