Minggu, 13 November 2011

Lawak VS Stand Up Comedy


Masyarakat kita pasti sudah tidak asing lagi dengan istilah “Melawak”, karena memang lawak merupakan salah satu program utama di beberapa stasiun televisi di Indonesia. Sebut saja program OVJ yang tayang di Trans 7 dan lenong bocah yang pernah tayang di TPI tahun 90-an, program ini sukses menyedot perhatian masyarakat kita dan mendapat rating tinggi.

Sebenarnya Melawak merupakan suatu usaha untuk membuat orang lain tertawa, atau sekadar membuat orang lain gembira. Caranya bermacam-macam, tergantung dari si pelawak dan biasanya disesuaikan dengan kondisi orang yang akan dibuat tertawa. Cara yang paling umum adalah dengan mengucapkan lelucon, dengan subjek lelucon orang lain, atau diri sendiri. Cara lainnya adalah dengan tingkah laku yang dibuat-buat hingga dapat terlihat lucu dan pentas ditertawakan di hadapan orang lain.

Di Indonesia ada bebrapa grup lawak yang cukup terkenal dimasyarakat kita mulai dari Srimulat, Warkop DKI, Patrio, Bagito, Cagur dan masih banyak lagi. Meskipun “lawak” masih merajai program utama beberapa stasiun tv nasional, tapi ada juga segelitir golongan yang mulai memasyarakatkan Stand Up Comedy melalui beberapa stasiun tv. Salah satunya Metro Tv yang hadir dengan program “Stand Up Comedy”. Stand up comedy sendiri adalah seni melawak yang disampaikan di depan penonton secara langsung. Biasanya sang komedian akan melakukan one man show. melemparkan lelucon melalui monolog atau statement dalam satu kalimat yang mengandung humor.

Komedian di jalur ini biasanya menulis skrip lawakannya untuk tampil dalam 20-45 menit. Kadang-kadang mereka memakai alat bantu untuk menyampaikan lelucon mereka. Meskipun stand up comedy, pelawak ngga harus terus menerus berdiri, beberapa pelawak menyampkain sambil duduk seperti sedang bercerita pada kita. Sebenanrnya genre stand up comedy bukan hal baru di Indonesia.

Kita masih ingat dengan sosok Alm. Taufik Savalas dengan acara "Comedy Cafe" yang pernah tayang di Trans TV sekitar 2004 dan juga Pepeng yang sambil membawakan acara kuis Jari-jari di RCTI menyelipkan humor segar. Disambung dengan Iwel di DemoCrazy , meskupun aksi mereka tidak bisa dibilang melakukan Stand Up Comedy murni. Tapi setidaknya lewat comedy cerdas, mereka bisa menghibur penikmat televisi. Raditya Dika dan Panji mulai mencoba masuk ke jalur ini dengan penampilan mereka di Provocative Proactive Metro Tv. Stand up comedy kurang populer di Indonesia karena mainstream industri lawak masih menitik beratkan pada physical comedy.

Lihat saja aksi Aziz gagap yang di paksa duduk di kursi stereofoam, Omas yang ditertawakan karena bentuk bibirnya dan dipaksa berdandan tak enak dipandang supaya penonton tertawa. Meskipun bisa dikatakan Stand Up Comedy kurang pupuler di Indonesia, paling tidak masih ada sekelompok pelawak yang sadar kalau lawakan nggak berkutat disekitar slapstick.