Kisah ini dimulai dari sebuah masa lalu suram, yang akhirnya membuat deswita sadar kalau ternyata cinta sejati itu hanya cerita fiktif belaka.
Semua sudah siap, perencanaannya pun dilaksanakan dengan matang, dan hari pertunangannya juga hampir tiba. Tapi yang terjadi diluar dugaan semua orang, Piyu ternyata meninggalkan deswita tanpa pamit, dan kejadian itu bener – benar membuat hati deswita hancur berkeping – keping dan membuat keluarga besarnya marah.
Seiring dengan berjalannya waktu, deswita smakin hati – hati untuk menerima cinta pria yang mendekatinya. Termasuk saat dia menjalani hubungannya dengan fedy.
Ferdy : “saya sayang sama kamu wi, dan saya berusaha memberikan yang terbaik buat kamu”
Deswita : “sayang kamu bilang?? Mana?? Kamu nggak pernah sayang sama saya fer.. kamu dimana saat saya butuhkan?? Kamu nggak pernah ada waktu buat saya..”
Ferdy : “saya tahu itu, dan saya cuman minta kamu bisa ngertiin ini semua wi”
Deswita : “ngertiin kamu?? Saya sudah coba segala cara untuk bisa ngertiin semuanya, tapi apa?? kamu juga nggak pernah nyadar kalau saya disini nungguin kamu dan sangat membutuhkan perhatian dari kamu fer. Saya cuman ingin kamu ada disini”
Deswita tidak mampu lagi menahan airmatanya, kemarahan yang disebunyikannya selama ini akhirnya tumpah.
Ferdy beranjak mendekati deswita.
Deswita : “jangan, kamu jangan dekati saya.. saya sudah nggak sanggup lagi fer…”
Deswita mundur menjauhi ferdy, sementara Ferdi diam dan menahan langkah kakinya.
Deswita : “jujur, saya nggak bisa terus – terusan seperti ini fer. Kamu jauh dari saya, dan semua itu betul membuat saya…. Putus asa…”
Deswita diam sesaat.
Deswita : “sebaiknya kita akhiri aja hubungan ini, kita putus. Nggak ada lagi yang perlu dilanjutkan”
Ferdy : “maksud kamu kita benar – benar putus??”
Deswita hanya mengangguk menjawab pertanyaan ferdy.
Deswita : “kamu nggak perlu hubungin saya lagi..”
Tanpa memperdulikan ferdy, deswita beranjak pergi. Masalah yang dulu selalu difikirkannya, akhirnya terselesaikan. Untuk kesekian kalinya, deswita memutuskan untuk sendiri. Sebenarnya ferdy ingin mencegahnya pergi, tp dia tau deswita begitu keras dan sangat sulit untuk meluluhkannya.
(Jeda Sound)
Deswita melirik arloji yang ada dipergelangannya, memastikan kalo dia belum terlambat untuk mengikuti test kerja di gedung makassar. Dengan terburu – buru, deswita setengah berlari melewati loby untuk menghampiri lift yang akan membawanya kelantai 8. Saat masuk kedalam lift, tiba – tiba seorang cowok menabraknya dari belakang, semua berkas yang dibawanya pun berhamburan dilantai lift.
Tommy : “mbak nggak apa –apa kan? maaf mbak, saya tidak sengaja”
Deswita : “kalau jalan liat – liat dong mas, jangan nyusahin orang gini”
Tommy : “sekali lagi maaf mbak, saya benar – benar tiidak sengaja”
Cowok itu membantu deswita memunguti lembaran kertas yang bersarakan, yang kemudian menyodorkannya kembali kedeswita.
Deswita : “lain kali kalau jalan hati – hati mas”
Cowok itu mengangguk, dan kemudian keluar dari lift dilantai 4. Sementara deswita masih lanjut sampai ke lantai 8.
(jeda sound)
Sembari menikmati makan siangnya di café blackorange yang berada dilobby belakang gedung makassar, deswita juga asik memperhatikan setiap artikel dari majalah yang dibawanya.
Tanpa disadari deswita, seseorang telah beridiri tepat didepannya.
Tommy : “ponsel dengan kamera 5 megapixel, plus pemutar audio dengan teknologi terbaru”
Deswita medongakan kepalanya kearah cowok itu.
Deswita : “maaf, maksud kamu apa yah?”
Tommy : “itu handphone yang kamu liat dimajalah itu”
Deswita hanya diam saat cowok itu menunjuk kearah majalah yang dipegangnya.
Tommy : “sorry klo saya sudah lancang mengganggu makan siang kamu, tapi sebelumnya perkenankan saya untuk memperkenalkan diri. Nama saya tommy”
Deswita menjabat tangan tommy yang disodorkan padanya.
Deswita : “saya deswita”
Tommy : “saya yang kemaren nabrak kamu dilift, dan kemaren kita belum sempat kenalan. Hari ini saya juga ingin menebus kesalahan saya yang kemaren itu dengan meneraktir kamu makan”
Deswita : “tapi saya lagi makan siang?”
Tommy : “gak apa – apa, biar nanti saya yang menyelesaikan billingnya”
Deswita hanya tersenyum melihat tingkah konyol tommy dihadapannya, dia merasa kalau tommy itu cowok yang baik dan bisa menghargai perempuan.
Deswita : “terimakasih”
Berawal dari makan siang yang tidak direncanakan, akhirnya Tommy dan deswita lanjut membicarakan tentang banyak hal. Mulai dari soal pekerjaan sampai tentang kebiasaan masing. Deswita pun merasa nyaman ngobrol dengan tommy, apalagi tommy adalah tipikal pendengar yang baik.
Tommy : “nanti kita pulangnya bareng yah, biar aku yang anterin kamu”
Deswita : “boleh..”
Mereka berduapun bangkit dan berjalan menuju keruangan masing – masing.
(jeda sound)
Deswita memposting status terbaru difacebooknya. “akhirnya saya kembali menemukan cinta itu..”, meskipun singkat tapi maknanya dalam. Sebenarnya dia hanya ingin menyatakan kalau dirinya sudah tidak sendiri lagi.
Saat tengah online, tiba – tiba ponselnya bordering.
Deswita : “halo”
Ferdy : “halo wi, apa kabar?”
Deswita : “ferdy yah?? Baik – baik aja kok. kamu lagi dimana?”
Ferdy : “saya masih dipare – pare”
Deswita : “ohhh.. kirain kamu dimakassar??”
Ferdy : “emang kenapa kalau saya dimakassar? Mo ketemu yah”
Deswita : “siapa yang mau ketemu? Geer kamu, saya kan cuman nanya doang”
Ferdy : “kali aja kan? Btw denger – denger katanya kamu lagi deket sama seseoranng yah? Siapa?”
Deswita : “ada deh, mo tau aja. Emang kamu tau dari mana sih?”
Ferdy : “bukan dari mana – mana, cuman saya perhatikan status kamu difb kayaknya menandakan kalau kamu lagi jatuh cinta”
Deswita : “kamu sendiri gimana?”
Ferdy : “saya?? Saya masih sendiri kok. saya lagi konsen sama kerjaan aja, saya belum mikir untuk nyari pacar lagi”
Deswita tiba – tiba diam, dia merasa tidak enak mengatakan kalau dirinya memang sudah tidak sendiri lagi pada ferdy. Dia takut malah akan membuat ferdy sakit hati lagi.
Ferdy : “wi, sorry yah saya mo jalan dulu. Kapan – kapan koita lanjutin lagi yah ngobrolnya”
Deswita : “yah udah, makasih yah udah nelpon. Hati – hati dijalan”
Deswita meletakan ponselnya dimeja, sesaat dia termenung mengingat ferdy. Sebenarnya dia masih sayang dengan ferdy, tapi dia juga tidak sanggup untuk menjalani hungan jarak jauh yang baginya tidak tentu.
(jeda sound)
Setelah beberapa lama jadian dengan tommy, deswita merasa tertekan dengan keadaan hidupnya yang mulai diatur – atur. Sikap tommy yang posesif, selalu saja membuahkan pertengkaran yang hebat diantara mereka.
Deswita : “ada apa dengan saya tom?? Salah saya apa??”
Tommy : “apa kamu nggak nyadar?? Apa maksud kamu masih berhubungan dengan ferdy??”
Deswiita : “saya nggak bermaksud apa – apa, kita cuman temenan aja”
Tommy : “dia itu mantan kamu wi, bisa aja dia masih punya perasaan sama kamu”
Deswita : “sangkaan kamu terlalu jauh tom, ferdy nggak mungkin melakukan itu.”
Tommy : “apa yang nggak mungkin? Nyatanya sampai saat ini dia masih sendiri, artinya dia memang masih mengharapkan kamu kan?”
Deswita : “kamu salah tom, semua itu nggak benar”
Tommy : “semuanya nyata, terbukti dari semua sms yang dia kirimkan ke kamu. Bisa jadi, kamu juga sering telpon – telponan sama dia kalau saya nggak ada”
Deswita menjatuhkan dirinya disofa, dia mulai penat dengan semua kejadian ini. Tuduhan tommy yang tidak beralasan, semakin membuatnya tersudut.
Dengan paksa tommy merampas ponsel deswita, yang kemudian mengeluarkan kartunya. Dengan emosi, tommy mematahkan semua kartu ponsel deswita menjadi berkeping – keeping.
Tommy : “dia nggak bakalan bisa ngubungin kamu lagi”
Deswita hanya diam terpaku, dia tidak tahu lagi harus berbuat apa untuk menghadapi sikap tommy yang benar – benar sudah keterlaluan.
Tanpa merasa bersalah, tommy bangkit meninggalkan deswita.
(jeda sound)
Deswita : “saya sendiri bingung dengan sikap tommy, dia selalu saja menyalahkan saya. Saya juga tidak tahu harus berbuat apa lagi”
Derris : “mungkin tommy melakukan itu, karena dia takut kehilangan kamu wi”
Deswita : “tapi cara dia salah, tommy sudah sangat keterlaluan der”
Derris : “iya saya tahu kok, tapi kamu juga yang sabar yah menghadapinya”
Deswita bangkit keluar dari mobil, melemparkan pandangannya kelaut lepas.
Deswita : “sepertinya ada yang disembunyikan tommy dari saya”
Derris : “sebaiknya kamu nggak usah mikir yang enggak – enggak wi, malah akan menambah beban pikiran kamu.”
Deswita : “sampai kapan sikap tommy akan seperti ini?”
Derris : “saya akan coba membicarakan ini dengan tommy, dan saya harap perasaan sayang kamu ke tommy juga tidak berubah kerana ini semua.”
Desita hanya mengganguk, walaupn dalam benaknya ada 1000 tanya yang belum terpecahkan.
(jeda sound)
Deswita kembali memposting status terbarunya, “masalah itu belum terselesaikan, hanya menjadi pertengkaran antara saya dan dia”.
Untuk menghilangkan penat yang dirasakannya, iseng – iseng dia membuka beberapa profil yang belum menjadi friend listnya. Tanpa disangka, deswita menemukan facebook cewek yang difoto profilnya terpajang foto tommy dan cewek itu. Ternyata cewek itu memang mantan tommy, dan pemandangan itu membuat deswita jadi geram, tapi dia berusaha untuk tenang.
Kemudian deswita mematikan laptopnya, dan menghubungi derris. Deswita hanya ingin memastikan keberadaan tommy ada dimana.
Awalnya derrish menutup – nutupi keberadaan tommy dimana, tapi deswita juga tidak kehabisa akal. Dia terus mendesak derris untuk mengatakannya. Setelah beberapa lama, akhirnya derris mengakui kalau ternyata tommy ada dirumah anggi mantannya. Dan semua ini sengaja disembunyikan dari deswita.
(jeda sound)
Dengan diantar derris, deswita menuju kerumah anggi untuk menemui tommy. Dengan kecepatan tinggi, derrish menyusuri badan jalan ir. sutami menuju daerah galangan kapal. Saat tiba, deswita buru – buru turun dari mobil derris.
Saat berada diteras, deswita bertemu dengan anggi.
Deswita : “mana tommy?”
Tanpa dipanggil, tommy pun menghampiri deswita.
Tommy : “deswita? Ngapain kamu disini?”
Deswita : “harusnya saya yang bertanya, kenapa kamu ada disini?”
Tommy kegt melihat deswita yang dating bersama derris.
Deswita : “ternyata kamu sudah bohongin saya tom, kamu sudah menghianati saya”
Tommy : “tunggu, tunggu dulu. Semuanya akan saya jelaskan, semua yang kamu lihat hanya kebetulan aja wi”
Deswita : “kebetulan?? Kamu sengaja menyembunyikan ini semua dari saya kan, kalau ternyata kamu masih berhubungan dengan anggi”
Tommy : “itu salah wi”
Deswita : “semuanya sudah jelas, kamu sudah nyakitin saya tom”
Tangis desiwta pecah.
Deswita : “muali sekarang kamu nggak usah ngubungin saya lagi, kita putus”
Tommy tersentak mendengar keputusan deswita.
Dengan beruraian air mata deswita pergi meninggalkan tommy, derris pun mengikutinya. Tommy merasa serba salah dengan kejadian yang dialaminya itu, sementara anggi hanya tersenyum melihat deswita.
(jeda sound)
Setelah hari itu, deswita memutuskan untuk meninggalkan tommy dan tidak lagi menemui keluarganya. Meskipun pahit, deswita menerima semua itu dengan tegar. Dia merasa sudah sangat pantas meninggalkan tommy yang telah menyakitinya.
Ferdy : “kamu nggak apa – apa kan wi?”
Deswita hanya mengangguk menjawab pertanyaan ferdy.
Ferdy : “saya senang bisa melihat kamu lagi, setidaknya melihat kamu tersenyum”
Deswita : “makasih yah atas kebaikanmu selama ini”
Ferdy : “ itu sudah kewajiban saya wi uintuk menjagamu”
Deswita menyandarkan kepalanya kepelukan ferdy.
Ferdy : “wi, saya boleh nanya sesuatu nggak?”
Deswita : “kamu mau nanya apa fer?”
Ferdy : “apakah saya masih boleh mengisi kekosongan hatimu?”
Deswita tidak bergeming, pikirannya yang kalut memaksanya untuk diam.
Ferdy : “saya tidak meminta kamu untuk menjawabnya sekarang”
Deswita masih tetap diam, dia sudah capek untuk membahas tentang hati dan perasaannya. Yang jelas, dipikirannya saat ini adalah berusaha untuk memulihkan perasaannya dan tegar menjalani semua cobaan yang menimpanya.
Senin, 15 Maret 2010
“KISAH MASA LALU, DAN MASA SEKARANG DESWITA”
Langganan:
Postingan (Atom)