By. Reno Raditya
Adrian : “menurut kamu, cinta itu apa sih??”
Serena : “apa yah?? Kalau menurut saya Cinta itu adalah satu hal yang sulit kita tebak karena terkadang bisa membuat sesorang jadi sangat gembira kadang juga bisa membuat ngerasa sedih. Intinya membingungkan”
Adrian : “kok membingungkan??? Bukannya cinta itu sebuah anugrah???”
Serena : “mungkin akan menjadi anugrah bagi sebagian orang, tapi kadang ada juga yang merasa kalau cinta itu sendiri bisa membuat orang tersiksa. Jadi tergantung sikond aja”
Adrian kembali mengamati jalan yang dihadapannya, sembari membanting stirnya kerah kiri dia mengarahkan mobilnya memasuki kawasan ahmad yani.
Serena : “tapi kok tumben kamu nanya gitu? Kamu lagi naksir orang yah? Sapa orangnya? Kenalin dong?”
Adrian : “sapa yang lagi fallin in love, saya kan cuman nanya doing. Emang g boleh gitu”
Serena : “ya iyalah g boleh, apalagi untuk orang yang masih jomblo kayak kamu. Ngerti??”
Adrian hanya tersenyum kecil mendengar pernyataan serana itu, dia sebenarnya masih bingung dengan perasaannya. Dan itu juga yang membuatnya masih jomblo sampai sekarang.
Serena : “btw kamu mau nggak kalau saya kenalin dengan seseorang, dia teman sekantorku. Cantik kok..”
Adrian hanya diam, dia agak males menanggapi permintaan sahabatnya itu.
Serena : “kok diem?”
Adrian : “tuh udah nyampe, kamu turun disini kan?”
Serena : “jawab dulu dong?”
Adrian : “udah, nggak usah dibahas. Ntar aja saya kasi tahu kamu. Buruan turun gih, jangan sampe vino kelamaan nunggunya”
Serena : “iya…iya.. tapi besok kamu harus kasi jawaban yah”
Setelah serena keluar dari mobilnya, Adrian kembali melanjutkan perjalanannya. Dia sempat ragu dengan keinginan serena untuk memperkenalkannya dengan seseorang, karena
(jeda sound)
Serena : “kenapa harus kamu sih yang musti kesana, kan masih banyak orang yang bisa diutus untuk melihat kondisi disana vin”
Vino : “itu sudah kebijakan perusahaan sayang, lagian kan saya nggak lama disana. Cuman sebulan kok”
Serena : “sebulan kamu bilang sebentar?? Yang ada saya karatan nungguin kamu disini vin. Saya juga khawatir dengan keadaan kamu disana”
Vino mengambil travel bag yang berada diatas lemari, semantara serena membantunya melipat pakaian yang berhamburan diatas kasurnya.
Vino : “iya, saya tahu. Tapikan saya juga tidak tahu harus mo gimana lagi.”
Serena : “vin, papua itu daerah konflik. Dan saya nggak mau terjadi apa – apa sama kamu”
Tiba – tiba vino berbalik kearah serena, dan menggam jemarinya. Dia mencoba untuk meyakinkan orang yang dicintainya itu, kalau dia akan baik – baik saja disana.
Vino : “sayang, seharusnya yang khawatir itu saya bukan kamu. Saya nggak pengen kamu sendirian seperti ini, lagian sapa yang akan jaga kamu disini coba?”
Serena tersenyum kearah vino.
Serena : “kamu nggak usah cemas vin, saya akan baik – baik saja disini. Lagian kan ada Adrian yang bakalan ngejagain saya.”
Vino mendekap serena dipelukannya.
Serena : “kalau memang keputusan kamu sudah mantap, saya hanya berharap kamu bisa jaga diri disana”
Vino mengecup kening wanita yang dicintainya itu.
(jeda sound)
Serena : “barang bawaan kamu nggak ada yang kelupaan kan?”
Vino : “semuanya udah saya bawa”
Serena : “tiketnya?”
Vino : “ada dalam tas”
Serena : “ponsel kamu?”
Vino : “semuanya sudah saya bawa sayang, kamu nggak usah cemas gitu”
Serena : “saya hanya takut terjadi apa – apa sama kamu vin”
Serena kembali memeluk vino dengan erat, seolah berat melepaskan orang yang dicintainya itu.
Vino : “kamu jangan terlalu risau, saya akan baik – baik saja kok”
Adrian hanya berdehem untuk memecah sepi yang ada.
Adrian : “ya elah yang perhatian, sampe segitunya.”
Serena : “kamu kenapa sih dri, sewot aja sama urusan orang lain”
Adrian : “bukannya gitu, sikap kamu kayaknya terlalu berlebihan deh. Lagian vino kan bakalan balik, jadi kamu nggak perlu sedih gitu”
Vino : “iya udah, jangan bertengkar mulu. Jangan sampe saya ketinggalan pesawat gara – gara kalian”
Serena agak malu – malu dengan sikapnya yang mulai mendramatisir keadaan, sementara Adrian membantu vino membawa travel bag dan beberapa barang bawaannya menuju pintu keberangkatan.
Adrian tidak tahu kenapa tiba – tiba muncul rasa cemburu saat melihat serena dan vino, ada sesuatu yang membuatnya tidak mampu melihat semua yang ada dihadapannya itu. Tapi dia sendiri tidak tahu apa..
Vino : “dri, saya titip serena yah, jaga dia..”
Adrian hanya mengangguk mengiyakannya.
Vino : “kamu juga jaga diri baik – baik yah sayang”
Vino mengecup kening kekasihnya itu.
Akhirnya vino beranjak memasuki ruang keberangkatan bandara hasanuddin, serena dan Adrian hanya memandangnya dari jauh sampai vino menghilang dinatara kerumunan orang.
(jeda sound)
Setelah beberapa hari kepergian vino, tidak ada yang berubah pada keseharian serena. Dia kembali tenggelam dalam kesibukannya. Tapi satu hal yang tidak biasa, kali ini Adrian lah yang selalu menemaninya kemana – mana.
Serena : “nggak tau kenapa nih dri, selama vino pergi saya kok ngerasa biasa – biasa aja yah”
Adrian : “mungkin kamu sudah terbiasa dengan keadaan seperti itu, makanya kamu ngerasa biasa – biasa aja”
Serena : “masalahnya kali ini beda dri, nggak seperti biasanya. Mungkin karena ada kamu kali yah??”
Adrian terdiam, dan dia mulai berfikir apa serena mengerti dan merasakan apa yang dirasakannya.
Serena : “kamu kok diem dri?? Sakit yah??”
Adrian : “nggak kok, nggak papa”
Serena melihat ke anehan pada diri Adrian, sahabatnya itu banyak diem kali ini.
Serena : “dri, aku pinjem kunci mobil dong. Kayaknya ponselku ketinggalan di mobil mu deh”
Adrian menyodorkan kunci mobil pada serena.
Serana mencoba mencari ponselnya di jok, dan saat membuka laci dashboard tiba – tiba agenda Adrian terjatuh. Didalamnya serena menemukan foto yang dibelakangnya tertulis kalimat “I love u”..
Saat serena memperhatikan foto itu, dia tersentak kalau ternyata itu adalah fotonya sendiri. Dan dia tidak menyangka kalau Adrian memiliki perasaan terhadapnya.
Dengan beribu pertanyaan, serena membawa agenda itu kerah Adrian.
Serena : “maksudnya ini apa?”
Adrian bingung melihat serena yang menghampirinya dengan pertanyaan itu, terlebih lagi agenda yang disodorkan didepannya.
Adrian : “saya nggak ngerti ren, emang ada apa?”
Serena : “apa maksud kamu menyimpan foto ini, dan menulis kalimat seperti ini”
Adrian : “sa…saya.. saya nggak bermaksud apa - apa ren, saya hanya..”
Tanpa mendengar penjelasan Adrian lagi, serena memutuskan pergi meninggalkan Adrian. Sementara pria itu hanya mematung melihat serena berlalu.
(jeda sound)
Adrian : “saya nggak tau, karena saya sendiri bingung. Yang jelas perasaan itu memang benar..”
Serena : “tapi kenapa baru sekarang kamu ungkapin itu semua dri, kenapa pada saat saya udah serius sama vino”
Adrian terdiam, dia merasa sangat bersalah dengan semua ini. Baik itu pada serena, dan juga pada vino yang udah memberinya kepercayaan.
Adrian : “saya akui itu salah, tapi saya juga tidak bisa terus – terusan memnyembunyikan perasaan saya ini.”
Adrian : “dan itu juga yang menjadi alasan kenapa saya tetap sendiri sampai sekarang, karena nggak ada yang bisa gantiin kamu dihatiku ren”
Tiba – tiba ponsel serena berdering.
Serena : “halo..”
Adrian : “sayang, kamu kenapa? Suara kamu kok serak?”
Serena : “nggak papa vin, saya nggak papa kok. mungkin lagi mo flu”
Adrian : “oh.. gitu yah.. btw besok pesawat saya berangkat sore, jadi mungkin tibanya agak malam dimakassar. Kamu jemput yah sayang, jangan lupa ajak adrian”
Serena meletakkan ponselnya dalam tas.
Serena : “besok vino pulang, dia minta saya dan kamu untuk jemput dia”
Adrian hanya terdiam, serena pun bangkit meninggalkan Adrian.
(jeda sound)
Setelah menjemput vino dibandara, Adrian kembali menjalankan mobilnya menyusuri jalan sudirman.
Vino yang berada dalam mobil agak bingung melihat serena dan Adrian yang hanya diam, dia merasakan ada sesuatu yang ganjil terjadi.
Vino : “kalian kok diem sih?”
Serena tidak tahu harus menjelaskannya dari mana, tapi dia juga tidak ingin menyembunyikan kebenarannya.
Serena : “gimana kalau kita singgah di ocean, sekalian makan malam”
Adrian dan vino menyetujuinya.
(jeda sound)
Serena : “sebenarnya ada sesuatu yang terjadi antara saya, kamu dan Adrian”
Vino : “ada apa sayang?? Kelihatannya serius??”
Adrian meneguk minumannya, dan mencoba untuk mengumpulkan tenaganya untuk menjelaskan sesuatu.
Adrian : “vin, sebenarnya selama ini saya juga mencinta serena”
Vino tersentak medengar penjelasan Adrian yang to the pint itu, dia juga tidak menyangka dengan hal itu.
Vino : “maksud kamu??”
Adrian : “iya, saya mencinta serena”
Vino bangkit menghampiri Adrian, yang tiba – tiba saja melayangkan bogemnya kearah pria itu.
Barang – rang yang berada diatas meja berhamburan, sementara tubuh Adrian ambruk menimpa meja.
Serena : “hentikan vin, jangan lakukan itu. Hentikan..”
Serena berusaha melerai vino dan Adrian, dan mencoba menghentikan perkelahian itu.
Serena : “hentikan, kalian jangan seperti ini..”
Tangis serena pecah, sementara vino masih tetap menghajar Adrian. Karena tidak mampu lagi menahan emosinya, serena pun terjatuh pingsan melihat kejadian itu.
Vino dan Adrian kaget melihat jeadian itu, mereka berdua mencoba membopong tubuh serena kekursi panjang.
Vino : “kamu nggak papa kan sayang??”
Serena yang mulai sadarkan diri, hanya menggeleng menjawab pertanyaan vino.
Serena : “maaf yah vin atas semua ini, ini semua kesalahan saya. Plis, kamu jangan menyudutkan Adrian lagi.”
Serena : “dri, maaf mungkin saat saya sudah nggak bisa lagi untuk merespon perasaan kamu. Tapi setidaknya saya berterima kasih atas semua apa yang sudah kamu ungkapkan itu, saya juga sayang kok sama kamu.”
Dengan wajah yang agak lebam, Adrian tersenyum. Walaupun serena tidak menerimanya, setidaknya dia tahu kalau serena juga menyayanginya.
dengan langkah gontainya, serena bersama Adrian dan vino berjalan menujul mobil silver yang terparkir tepat didekat pagar.
Walaupun masalah itu belum sepenuhnya terselesaikan, setidaknya Adrian sudah merasa puas kalau vino dan serena telah mengetahui semunya dan tidak ada lagi yang disembunyikan.