Selasa, 29 Juni 2010

Dendam Kesumat

Deno : “udah nggak sabaran pengen ketemu sama puang indo”

Wingky : “kalo nggak salah, terakhir kali kita ketemu sama puang indo kan 2 tahun yang lalu. Itu juga pas lebaran”

Deno : “kira – kira kondisi disana, gimana yah??”

Wingky : “paling juga nggak banyak yang berubah, ya nggak rie??”

Indrie : “iya juga sih, kampungnya puang indo kan terpencil banget. Lagian kan nggak mungkin disana tiba – tiba dibangun mall atau hotel”

Indrie cengengesan sembari kembali menghabiskan cemilannya dengan kalap.

Mobil yang mereka tumpangi terus melaju melewati kawasan hutan bawakaraeng, wingky dan indrie sudah tampak kelelahan setelah menempuh perjalanan yang hampir seharian. Sementara deno terus focus dengan jalan yang dilaluinya.

Indrie : “masih jauh yah mas? Udah pegel neh duduk mulu”

Deno : “udah kamu tidur aja, ntar kalo udah sampe saya bangunin deh”

Indrie kembali menenggelamkan kepalanya dibantal kesayangan yang dibawanya, sementara wingky sudah terlelap dari tadi.

Saat melewati jembatan dekat gerbang perbatasan kabupaten, tiba – tiba saja deno menghentikan mobilnya secara mendadak. Yang membuat wingky dan indrie sentak terbangun.

Wingky : “ada apa mas??”

Indrie : “ada apasih?? Kok ngerem tiba – tiba?? Ngagetin indrie aja..”

Deno : “tadi saya hampir menabrak kucing yang melintas dijalan..”

Jantung deno berdegup kencang, dia juga bingung kenapa tiba – tiba merasa takut akan sesuatu.

Wingky : “kucing toh??? Mas deno pelan – pelan aja bawa mobilnya..”

Wingky dan indrie kembali merebahkan diri, dan mencoba untuk terlelap.

Deno masih penasaran dengan apa yang dilihatnya barusan, dia bukan hampir menabrak kucing tapi dia melihat sesuatu yang melintas depan mobil. Sesuatu yang berwarna putih kusam, melayang diantara pepohonan rimbun.

Deno mencoba menenangkan diri, dan kembali fokus.

Setelah melewati sisi tebing, deno membelokan mobilnya memasuki kampung sallo tenga. Dan beberapa lama kemudian, mereka pun tiba didepan rumah panggung dengan arsitektur kuno.

(jeda sound)

Puang indo : “kalian sarapan dulu nak..”

Indrie : “puang indo, indrie masih ngantuk…”

Puang indo : “anakku sayang, nggak boleh gitu. Pamali anak cewek bangun siang – siang, nanti jodohnya malah jauh loh”

Deno : “iya tuh puang indo, masa anak permpuan kerjanya bangun siang mulu. Cowok juga bakan ill fel deketin dia”

Indri : “yee.. sapa bilang, banyak kok yang ngantri mo jadi pacar saya. Saya aja yang jual mahal..”

Deno dan wingky tertawa kecil mendengar kata – kata adik bungsunya itu.

Wingky : “jual mahal dari hongkong?? Belekan kali tuh cowok..”

Indri dengan spontan melempar wingky dengan roti yang dipegangnya.

Puang indo : “sudah, kalian jangan berantem terus. Sebaiknya kalian siap – siap deh, kita semua mau ziarah ke makam puang datu’”

(jeda sound)

Saat berada dikompleks pemakaman keluarganya, tidak sengaja deno melihat sosok perempuan yang berada persis dibawah pohon beringin. Perempuan itu terus menatap kearah deno, sementara deno juga berusaha mencuri pandang untuk melihat perempuan itu dengan seksama.

Puang indo : “kamu kenapa deno?? Dari tadi puang indo perhatikan kamu kayak melihat sesuatu”

Deno agak ragu untuk menguingkapkannya.

Deno : “hhmm.. tadi.. ehhh… saya melihat seseorang di pemakaman??”

Puang indo : “seseorang??”

Deno : “seorang perempuan, yang td berdiri dibawah pohon beringin”

Puang indo : “kamu yakin melihat perempuan disana??”

Deno : “emangnya dia siapa??

Puang indo : “kalau kamu ketemu dia lagi sebaiknya jangan digubris”

Deno : “emangnya dia itu siapa indo puang??”

Puang indo : “pokoknya kamu jangan bertemu dengan dia lagi”

Puang indo langsung bangkit dan meninggalkan deno yang masih penuh tanya tentang perempuan yang dilihatnya itu.

(jeda sound)

Wingky : “kamu mau kemana den??”

Deno : “jalan – jalan ketempatnya puang unti, bosen dirumah terus”

Wingky : “tapi ini kan sudah malam, kamu nggak takut apa jalan sendirian? Lagian kamu tahu sendiri kan, kampung ini angker banget”

Deno tidak menggubris teguran wingky, dia memutuskan untuk tetap menjalankan niatnya.

Deno menuruni anak tangga, dan kemudian berjalan di jalan setapak yang menghubungkan rumah puang indo dan puang unti. Sesekali deno melirik kearah rimbunan pohon bamboo yang berada disisi jalan, mencoba memastikan kalau disekitarnya tidak terjadi apa – apa.

Saat deno melewati jembatan kayu, tiba – tiba saja dia melihat sekelebat yang melintas diatasnya disertai aroma kemenyan yang begitu menyengat. Suasana yang tadinya hening, tiba – tiba berubah menjadi bergemuruh.

Deno hanya diam ditempatnya, rasa takut pun mulai merasuk kedalam dirinya. lampu jalan yang menerangi jalan setapak itu, seketika padam semua.

Perempuan : “deno…” (efek setan)

Suara perempuan itu seolah menghipnotis deno, dan melenyapkan kesadarannya. Entah dari mana, perempuan itu langsung berada dibelakang deno.

Perempuan : “ikutlah denganku deno” (efek setan)

Deno berjalan mengikuti perempuan itu, dalam pandangannya deno melihat keramaian. Tempat yang tadinya dipenuhi pepohonan dan rimbunan batang bamboo, berubah menjadi tanah lapang yang dipenuhi orang – orang.

Deno terus saja berjalan dengan dibimbing perempuan itu.

(jeda sound)

Puang indo : “kamu sudah telpon puang unti nak?”

Wingky : “tadi saya sudah telpon, kata puang unti deno nggak pernah kesana”

Puan indo semakin cemas dengan keberadaan cucunya itu, dia takut terjadi apa – apa pada.

Puang indo : “panggil andi dan indri, kita harus kerumahnya puang unti untuk memastikan keadaan deno”

Wingky : “memangnya ada sih puang indo”

Puang indo tidak menjawab pertanyaan wingky, lidahnya terasa kaku untuk menjelaskan apa sebenarnya yang terjadi.

Puang indo : “cepat kamu panggil andi dan indri”

(jeda sound)

Perempuan : “mendekatlah padaku deno” (efek setan)

Deno berjalan mendekati perempuan itu, kemudian duduk disebelahnya.

Perempauan : “kamu harus menyatu dengan diriku” (efek setan)

Tanpa deno sadari ternyata ditempat itu sedang terjadi sebuah pelaksanaan ritual hitam, dan deno menjadi tumbalnya.

Jiwa deno harus bersatu dengan jiwa perempuan mistrius yang sudah menghipnotisnya itu.

Perempuan : “kamu harus menikah dengan ku”

Deno hanya mengangguk mengiyakannya.

Sekejab saja, pakaian deno berubah menjadi balutan kain kuning dengan corak yang mengkilat. Sementara perempuan itu mengenakan pakaian yang sama melekat ditubuh deno.

Deno dan perempuan itu duduk disebuah pelaminan yang berada lebih tinggi dari posisi orang – orang yang ada ditempat itu.

Bunyi – bunyian alat musik kuno mengalun memekak telinga, menambah keriuhan ditempat itu.

(jeda sound)

Puang indo : “cepat nak, kita harus cepat - cepat menemukan deno”

Puang indo, wingky, indri, dan andi berjalan menuju kerumah puang unti untuk memastikan keberadaan dino.

Saat tiba disana, puang unti mengatakan kalau dia juga tidak pernah melihat dino sampai dirumahnya.

Indri : “dino kenapa sih ky?? Dia hilang??”

Wingky : “nggak tahu juga tuh, soalnya puang indo juga nggak mau ngasih tahu”

Indri dan wingky kembali terdiam, sementara puang indo dan puang unti berfikir keras untuk mencari tahu keberadaan dino.

Setelah beberapa lama, akhirnya puang indo memutuskan untuk mencari dino di tanah panjang.

(jeda sound)

Saat perempuan itu mengangkat lengan dino untuk menandakan penyatuan jiwa mereka, tiba – tiba saja melemparkan tongkat yang selama ini digunakannya kearah perempaun itu.

Puang indo : “hentikan…..”

Gemuruh suara musik dan orang – orang yang ada ditempat itu tiba – tiba terdiam, puang indo mencoba menghentikan ritual itu.

Dino : “apa yang kau lakukan ditempat ini nenek tua?? Pergi, jangan ganggu kami disini”

Puang indo : “lepaskan cucu saya”

Dino : “tidak, dia harus membayar dendam kesumatku. Dia harus menjadi tumbal untukku”

Puang indo : “jangan pernah menggangu garis keturunan saya, anak itu tidak bersalah apa – apa”

Dino : “dia sudah menjadi milikku nenek tua..”

Sesuatu merusuk kedalam diri deno, dia seolah menjadi rupa yang lain. Deno menjadi semakin beringas, dengan wajah yang penuh amarah. Perempuan itu seolah mengendalikan gerak gerik dino.

Puang indo mengeluarkan sebilah keris berwarna emas dari lipatan kain yang diikat dipinggulnya.

Dino : “pergiiiiiii, atau kau akan binasa”

Puang indo : “rasakan keris ini”

Puang indo menusukkan keris yang dibawanya ditanah, yang ternyata adalah sebuah kuburan.

Tiba – tiba saja dentumah keras menggelegar, dan membuat tubuh dino terlempar. Semua orang – orang yang ada di tempat itu berteriak histeris, termasuk perempuan yang tadi mengendalikan dino.

Kilat menyambar dengan ganas, dan menghancur leburkan tampta itu.

Puang indo, wingky, indri, andy dan puang unti berlari menyelamatkan dino yang terkapar tanpa daya.

Dalam hitungan detik, tempat itu kembali hening. Tanah lapang yang tadinya ramai dengan gemuruh, berubah kembali menjadi hutan kecil dengan rimbunan pohon – pohon.

Hanya seuiara jangkrik yang sesekali berbunyi diantara mereka.

Puang indo : “kita harus membawa dino kerumah”

(jeda sound)

Keesokan harinya…

Wingky : “apa sebenarnya yang terjadi tadi malam puang indo??”

Puang indo mengunyah daun sirihnya, dan kemudian menjelaskannya pada cucunya tentang kejadian semalam.

Puang indo : “semua ini bermula dari puang datu yang pernah menghukum seseorang yang memiliki ilmu parakang yang kemudian menghilang dari kampung, awalnya kami mengira orang itu telah meninggal. Ternyata dia masih hidup dan menuntut balas, setelah puang datu meninggal orang itu muncul dengan ilmunya yang lebih sakti dan meminta korban dari garis keturunan keluarga kita”

Indri : “dan korbannya adalah deno??”

Puang indo : “iya benar, itu sebabnya puang indo selalu melarang kalian datang kekampung ini. Puang indo takut kalau itu akan benar – benar terjadi”

Indri : “trus, apakah orang itu tidak akan menggangu keluarga kita lagi puang indo??”

Puang indo : “semoga saja tidak.. kalian sebaiknya pulang kembali kekota, puang indo takut terjadi apa – apa sama kalian”

Indri, wingky, dan deno hanya terdiam, puang indo memberikan mereka lipatan kain hitam sebagai jimat untuk menjauhkan mereka dari gangguan orang itu.

Selasa, 15 Juni 2010

HADIAH TERINDAH

Indie : “hidup kamu tuh sudah sempurnah banget ra, hidupmu yang serba kecukupan, cantik, punya pacar cakep, trus cewek paling popular dikampus pula. Semua orang pengan jadi kayak kamu, termasuk saya”

Naura hanya menggeleng mendengar komentar sohibnya itu.

Naura : “jadi kamu pengen kayak saya gitu??”

Indie : “kalau boleh sih??”

Naura : “makanya, usaha dong”

Indie yang tadinya sangat antusias membahas tentang kesempurnaan hidup naura itu, jadi down sendiri.

Naura : “untuk menjadi sesuatu yang besar, pastinya perlu usaha yang besar juga”

Indie : “kamu mah enak, orang tua kamu tajir. Kalo saya?? Cuman penjual kaki lima dipinggir jalan doang, lagian cowok mana juga yang mo ngelirik cewek kayak saya”

Naura : “kalau itu sih, saya no comment deh”

Naura dan indie kembali diam, pembahasan mereka seketika selesai begitu saja.

Sesaat kemudian, tiba – tiba mobil sedan mewah berwarna hitam singgah tepat didepan mereka. Naura pun bangkit dari duduknya.

Naura : “kamu mau nebeng pulang??”

Indie : “kali ini nggak dulu deh ra, soalnya saya ada janji sama aril.”

Naura : “mo ngadate yah???”

Indie : “ngedate?? Nggak lah.. ariel dan saya punya rencana untuk bikin film indie, dan ntar mo kita bicarain”

Naura : “saya ikutan yah?? Jadi pemeran utamanya juga boleh kok ”

Indie hanya tersenyum membalas ucapan sahabatnya.

Naura masuk kemobil sedan mewah itu, dan berlalu meninggalkan indie yang masih duduk dibangku panjang diparkiran. Indie kemudian kembali masuk kekampus dan bergegas menemui ariel.

(jeda sound)

Ariel : “konsepnya sudah saya dapat, dan pastinya lebih orisinil”

Indie : “trus pemeran utamanya tetap naura??”

Ariel : “ya iyalah, kita akan buat seolah – olah kejadian dalam film itu bener – bener nyata”

Ariel menyodorkan bundelan sekenario film indie yang akan mereka buat.

Indie : “propertinya gimana riel??”

Ariel : “kamu tenang aja, semua sudah saya siapkan se-cruew – cruew nya. Kamu tinggal mengarahkan naura aja untuk memainkan karakter yang diperankannya”

Indie : “sekenarionya saya ambil satu yah.. trus naura gak perlu baca sekenarionya dulu??”

Ariel : “kamu ini gimana sih?? Supaya naura lebih alami memerankan karakternya, dia nggak perlu baca sekenarionya. Cukup kamu yang mengarahkannya”

Indie membaca kembali membaca beberapa lembar bundelan sekenario yang dipegangnya.

Indie : “judulnya kok untitled??”

Ariel : “sengaja, saya juga gak tahu harus ngasih judul apa. Mending pake yang itu dulu deh”

Indie melirik alrloji yang melingkar dipergelangannya.

Indie : “saya cabut dulu yah, ntar saya confirm lewat sms dehk jadwal

Kegiatannya naura”

Ariel hanya manggut mengiyakannya.

(jeda sound)

Tiba – tiba saja ponsel indie bordering, ternyata sms dari ariel. “Sekenarionya udah sesuai dengan jadwal naura, kamu arahin dia yah”. Indie buru – buru menyimpan ponselnya disaku.

Naura : “kamu kenapa sih ndie?? Kayak panik gitu”

Indie : “hhmmm… nggak kok, nggak ada apa – apa. Tadi saya hanya mo mastikan kalau saya udah kunci pintu rumah atau belom”

Naura : “ohh.. gitu yah.. makanya lain kali penyakit pelupamu tuh jangan terlalu dipiara, kalau gini jadinya kan bisa berabe.”

Naura kembali memastikan penampilannya dikaca spion, dia berusaha tampil cantik didepan pacarnya.

Naura : “kamu tunggu disini yah, saya mo ketemu dengan steve didalam”

Indie : “yah, kok nunggu disini sih ra?? Saya kan pengen…”

Naura : “uda, kamu nggak usah banyak bacot. Ntar saya traktir ditempat laen”

Naura keluar dari mobil , dan berjalan menuju mourin restaurant.

(jeda sound)

Steve : “sebenarnya saya berat untuk mengatakan ini, tapi saya juga nggak bisa diam terus sayang. Karena saya yakin masalah ini nggak bakalan selesai”

Naura : “maksud kamu apaan sih steve, saya nggak ngerti”

Steve : “saya udah putusin mateng – mateng, sebaiknya hubungan kita sampai disini saja”

Naura : “maksud kamu kita putus gitu?”

Steve hanya mengangguk, mengiyakan perkataan naura. Mata naura pun berkaca – kaca..

Naura : “kamu tega banget sama saya steve, saya sudah sayang banget sama kamu”

Steve : “saya akan pindah ke perth, dan lagian menurut saya kita nggak bakalan bisa menjalani hubungan jarak jauh. Kita nggak akan bisa bertahan sayang..”

Tangisan naura pun pecah, dia tidak mampu lagi membendung rasa sakit dihatinya.

Sementara steve sebenarnya agak panik dengan kejadian itu, tapi dia berusaha untuk tetap tenang.

Steve : “maaf kalau ternyata saya nggak bisa bahagiain kamu sayang”

Naura terus menangis, dan tidak lagi menghiraukan steve.

Naura bangkit, dan setengah berlari keluar dari maourin restaurant.

Steve : “ra.. naura…”

(jeda sound)

Indie : “kamu kenapa ra?? Kok nangis?? Steve mana??”

Naura menundukkan kepalanya distir mobil, berusaha untuk menyembunyikan wajahnya.

Indie : “jawab saya dong ra..”

Naura mengangkat kepalnya, dan menyeka air matanya dengan tissue yang diberikan indie.

Naura : “steve udah jahat banget sama saya ra, dia ninggalin saya”

Naura kembali menangis..

Indie berusaha serius menanggapi persoalan yang dihadapi sehabatnya itu.

Indie : “dia mutusin kamu??”

Naura hanya menjawabnya dengan tangisan, yang membuat penampilannya semakin kacau.

Indie kembali diam, dan memperhatikan raut kesedihan sahabatnya itu.

Indie : “saya anterin kamu pulang yah, tapi kamu yang nyetir. Saya kan nggak bisa nyetir”

Sambil cengengsan naura kembali memberi sahabatnya tissue.

(jeda sound)

Nuara : “orang – orang pada kemana sih?? Bi, mama kemana??”

bibi : “ibu sama bapak keluar kota non, katanya besok lusa baru pulang”

naura : “trus mas odi??”

bibi : “mas odi belum pulang dari kemaren den..”

naura : “ya udah kalau gitu, bikin saya minum ya bi”

ponsel indie kembali bordering, dan lagi – lagi sms dari ariel. “kamu siap – siap yah, tetap arahin naura”. Tanpa pikir panjang, indie langsung memasukkan ponselnya dalam saku.

Naura : “napa ndie??”

Indie tampak sedikit panik.

Indie : “nggak kok, nggak ada apa – apa. Cuman sms dari ariel, ngajak keteemuan dikampus”

Indie bingung sendiri dengan alas an yang dibuatnya, dia sebenarnya takut kalau tiba – tiba naura menyuruhnya untuk pergi saja menemui ariel. Semua rencana mereka bakalan gagal.

Bibi : “den naura, diluar ada polisi yang mencari bapak”

Naura : “polisi?? Bilang aja papah lagi nggak ada.”

Bibi : “tadi sudah bibi bilang den, Cuma polisi itu memaksa untuk bertemu dengan salah satu penghuni rumah”

Naura akhirnya menemui polisi yang mencari papahnya, sementara indie mengekornya dari belakang.

Indie : “ada yang bisa saya bantu pak??”

Polisi : “kami ingin bertemu dengan bapak dirga atmajaya”

Indie : “papah saya lagi keluar kota, besok lusa baru pulang. Emangnya ada apa pak??”

Polisi : “saya ditugaskan untuk menangkap bapak dirge atmajaya atas kasus pencucian uang yang telah dilakukannya, ini surat penangkapannya”

Degup jantung naura seolah berhenti berdetak, dia tidak percaya kalau papahnya melakukan tindakan kriminal itu.

Naura : “papah nggak mungkin melakukan hal sekeji itu pak..”

Polisi : “saya mengharap kerjasama dari adik untuk bisa menginformasikan keberadaan bapak adik secepatnya kepada polisi”

Naura diam, matanya kembali berkaca – kaca.

Setelah polisi itu pergi, naura langsung memeluk indie dan tangisnya pun pecah.

(jeda sound)

Tanpa banyak omong, naura langsung mengajak indie untuk menemui seseorang yang bisa menolongnya keluar dari masalah ini. Sementara handphone papah dan mamahnya tetap tidak bisa dihubungi.

Indie : “kita ngapai n ditempat ini ra??”

Naura memarkir mobilnya depan sebuah gang sempit.

Naura : “kita harus menemui om andy, hanya dia yang bisa membantu papah”

Naura masuk kedalam gang sempit yang kondisinya agak kumuh itu, indie tanpa banyak Tanya terus mengikutinya.

Saat sampai kesebuah rumah kontrakan, ternyata orang yang ingin ditemui naura sudah pindah. Dan usahanya sia – sia…

Indie : “kita kemana lagi ra??”

Naura hanya menggeleng, dan kembali menuju kemobilnya. Saat keluar dari mulut gang, naura malah tidak menemukan mobilnya.

Naura : “mobil saya mana ndie??”

Mobil naura hilang..

Naura : “mobil saya mana ndie?? Mobil saya hilang??”

Wajah naura semakin pucat, sementara indie mencoba menenangkan naura.

(jeda sound)

Bibi : “halo den, aden dimana??”

Naura : “ada apa bi??”

Bibi : “mas odi den, mas odi kecelakaan den. Sekarang mas odi dirawat dirumah sakir restu ibu”

Naura : “apa mas odi kecelakaan??”

Bibi : “iya den, aden kerumah sakit sekarang yah”

Telponnya tiba – tiba terputus, ponsel naura lowbat.

Naura : “kenapa saya harus ngalamin semua ini sih ndi?? Salah saya apa???”

Indie hanya diam.

(jeda song)

Tanpa memperdulikan mobilnya yang hilang, nauran dan indie bergegas kerumah sakit dengan menggunakan angkutan kota. Semua barang – barang naura raib bersama mobilnya. Sekarang yang ada dikepala naura adalah kondisi mas odi, dia takut terjadi apa.

Indie mengirimkan sms keariel, “kita lagi menuju kerumah sakit”

Saat tiba dirumah sakit, naura menghampiri meja resepsionis rumah sakit dan menanyakan ruangan rawat kakaknya odi.

Akhirnya naura btepat berada didepan pintu kamar dimana odie dirawat, lampunya padam. Sebenarnya naura ragu untuk masuk kedalam, tapi dia juga cemas dengan keadaan kakanya.

Indie : “sebaiknya kamu masuk aja ra, untuk memastikan keadaan mas odi”

Beberapa detik kemudian naura membuka daun pintu kamar, dan mencoba masuk keruangan itu. pandangannya gelap, dan dia tidak bisa menemukan odie.

Naura : “mas odi”

Tidak ada sahutan dari dalam.

Naura : “ndie, kamu cari panel lampunya dong. Saya nggak bisa liat apa – apa neh..”

Naura : “mas odie”

Belum ada jawaban, naura kemudian mencari bangsal tempat tidur odie.

Saat meraba – raba, tiba – tiba saja lampu diruangan itu langsung menyala.

All : “surprise…”

Naura tersentak melihat orang – orang yang teriak, diaruangan itu dia menemukan papah dan mamahnya, ariel, bibi, polisi yang td kerumahnya, steve, dan mas odi yang ternyata kondisinya baik – baik saja.

Naura : “papah, mamah, mas odie… maksud kalian apa sih?? Sebenarnya semua ini apa??”

Ariel : “surprise buat kamu”

Papah dan mamah menghampiri naura yang kebingungan, sementara ariel tersenyum mendekatinya.

Areil : “bukannya kemaren kamu sempat bilang kalau ingin menjadi pemeran utama difilm indi yang kami buat??”

naura baru sadar kalau ternyata dia hanya dikerjai, dan semua kejadian yang dialaminya sudah diatur sedemikian rupa.

Ariel : “kamu sudah berhasil memerankannya dengan baik”

Naura : “jadi ternyata semua ini cuman rekayasa kamu doing”

Indie : “iya ndie, semua ini kerjaan saya dan ariel”

Naura : “indie, ternyata kamu juga terlibat dalam semua kejadian ini??”

Indie hanya mengguk.

Naura : “kalian semua jahat, kalian udah membuat hidup aku menderita”

Naura kembali menagis..

Indie : “happy b’day ya ra, ini semua kado buat kamu…”

Naura semakin terharu melihat orang – orang disekitarnya yang member selamat kepadanya.

Steve : “maaf yah sayang, saya tadi nggak bermasud menyakiti kamu. Semua ini saya lakukan atas perintah ariel dan indie”

Naura hanya memukul – mukul dada steve karena jengkel.

Steve : “saya sayang kok sama kamu, happy b’day yah”

Steve mengecup kening naura dengan mesra.

Ariel : “Berhubung ini hari ulang tahun naura, kita harus merayakannya dengan makan – makan, dan penayangan perdana film terbaru naura bisa anda nikmati besok”

Indie : “ayo semua, buruan cabut dari tempat ini. Sebelum kita diusir sama dokter dan semua perawat yang ada disini”

Semua orang yang ada diruangan itu beranjak bersamaan.

Naura : “mobil saya??”

Ariel : “tenang aja, mobil kamu ada dibawa”

Naura akhirnya bisa bernafas lega, kemalangan yang dirasakannya seharian ini berkahir juga.

Dengan semua kejadian ini, naura bisa merasakan hidup tanpa semua kemewahan yang dimilikinya, tanpa keberadaan keluarga yang menyayanginya, dan tanpa kehadiran steve orang yang sangat dicintainya disisinya.

Naura juga berterimakasih pada sahabatnya indie dan ariel yang ternyata juga sangat menyayanginya.

Naura sangat bersyukur dengan semua nikmat yang dirasakannya saat ini, dan ultahnya kali ini juga akan menjadi moment yang tidak akan pernah terlupakan.