By. Reno Raditya
Nadia : “pokoknya saya nggak mau lagi kenal sama yang namanya orang botak, ngeselin, nggak tahu diri, dan…. Pokoknya nggak ada bagusnya berhubungan dengan orang botak”
Sambil ngomel – ngolmel, nadia mencoba melampiaskan kekesalannya. Roxy, cowok botak yang sempat pacaran sama dia, ternyata tidak pernah serius menanggapi hubungan yang mereka jalanin. Nadia hanya di permainkan, sementara roxy jalan sama cewek laen.
Nadia : “saya sayang banget dia, saya nggak tahu harus bagaimana kalau tanpa dia ndy”
Indy mendekap nadia yang terus saja terisak, dia juga bingung harus berbuat apa untuk membantu sahabatnya itu.
Nadia : “dia sudah khianatin saya ndy”
Kevin dan dodi hanya melongo benong, mereka bingung harus bersikap apa. Keadaan nadia yang seperti itu memang sudah biasa mereka lihat.
Kevin : “udah, lupain ajar roxy. Toh cowok bukan cumin dia kan? Masih ada saya dan dodi yang bisa kamu pilih”
Dodi tersenyum geli menanggapi perkataan Kevin.
Indy : “dasar cowok, kalian ngerti nggak sih? Masalahnya nggak sesimple itu, init uh soal perasaan. Lebih tepatnya perasaan seorang wanita”
Dodi : “emang beda yah ndy, perasaan cowok sama perasaan cewek”
Indy melotot kearah Kevin dan dodi, mecoba membungkam dua makhluk jayus yang sebenarnya nggak lucu – lucu banget.
Dodi reflex menyikut Kevin dari samping.
Kevin : “kamu apa – apan sih dod?? Sakit tau”
Dodi langsung berpaling seolah tidak pernah melakukan apa – apa.
Indy : “gimana?? Sudah baikan??”
Nadia hanya menggeleng menjawab indy, walaupun sedih harus mutusin roxy tapi dia juga nggak ma uterus disakitin sama makhluk botak nggak tahu diri itu.
Dodi : “masa cumin sedih – sedihan gini sih?? Bikin apa kek?? Kan nggak seru kalo cumin diem – dieman gini.”
Kevin : “emang kamu mo ngapain??”
Dodi : “gimana kalo kita makan dikantin aja, ya itung – itung skalian ngilangin stress juga”
Kevin : “alah kamu, ppikirannya makan aja”
Dodi : “mau nggak?? Saya yang traktir deh, tapi minumnya bayar sendiri yah??”
Indy : “nggak niat banget sih mo nraktir?? Kalo mo nraktir makan include sama minumnya dong, masa setengah – setengah gini”
Nadia tersenyum melihat tingkah konyol dodi, sementara indy dan Kevin terus memojokkan niat baik dodi.
Dodi : “pada mau kan?”
Tanpa mengiyakan, mereka langsung bangkit meninggalkan dodi menuju ke kekantin.
Dodi : “loh saya kok di tinggal, kan yang mo nraktir saya?? Woy, tunggu…”
*************************************************************
Nadia : “Kevin mana sih dod??”
Dodi : “tau tuh, soalnya sepagian ini saya nggak pernah liat batang hidungnya. Sibuk kali sama anak mapala?”
Nadia : “sibuk juga bukan berarti ngilang kayak gini kan?”
Dodi : “kamu kan tahu sendiri Kevin kayak gimana? Jailangkung aja kalah ma dia”
Nadia terus memperhatikan areal parkir, mencoba memastikan keberadaan Kevin. Dia berharap sahabatnya itu tiba – tiba muncul diantara kerumunan orang.
Beberapa saat kemudian Indy nimbrung bareng mereka nongkrong di bawah pohon depan kampus.
Nadia : “ndy, liat kevin g?”
Indy : “bukannya dia sama kamu?? Kok nanya sama saya??”
Nadia : “yah, kali aja kamu ketemu sama dy dikampus?”
Indy : “nggak, paling juga nongkrong bareng anak mapala”
Nadia : “Kevin kemana sih??”
Nadia kembali me-radial nomor hp Kevin di ponselnya.
Nadia : “mana hpnya nggak aktif lagi?”
nadia kembali memperhatikan kerumunan yang mengarah ke parkiran.
Nadia : “ndy, ke mapala yuk??”
Belum sempat mengangguk, nadia menariknya bangkit dan bergegas menuju kedalam kampus.
Dodi : “aku ikut yah…”
*************************************************************
Nadia : “dah lama yah?? Sorry yah telat, soalnya dijalan macet banget”
Dodi : “bukannya sudah kebiasaan?”
Nadia : “kali ini beneran dod”
Kali ini Kevin tidak banyak bicara, kondisinya yang tidak fit membuat dia enggak untuk berkomentar.
Nadia : “tiketnya udah ada??”
dodi mengangguk mengiyakannya, sementara Kevin mencoba menyandarkan kepalanya disofa ruang tunggu XXI.
Indy : “nih cemilannya, trus ini air mineral pesanan Kevin”
Nadia merasakan ada sesuatu yang beda didiri Kevin, wajahnya tampak pucat dan kondisinya tidak semangat.
Nadia : “kamu sakit vin?”
Kevin : “nggak kok, cumin nggak enak badan aja”
Indy yang berdiri diantara meraka, hanya diam. Dia sebenarnya ingin mengatakan sesuatu pada nadia, tapi banyak hal yang membuatnya tetap membisu.
Kevin : “kamu jadi kejogja?”
Kevin mencoba mengalihkan perhatian nadia.
Nadia : “iya, soalnya papah minta saya untuk membantu menghandle usahanya yang disana”
Kevin : “trus kuliah kamu gimana?”
Nadia : “untuk tahun ini saya cuti kuliah dulu”
Kevin : “kamu akan tinggal berapa lama?”
Nadia : “mungkin sampai papah pulang dari singapur”
Dodi : “kok pada serius gini sih?? Bukannya tujuan kita kesini mau nonton harry potter?? Ngobrolnya entar aja..”
Indy : “iya nih…”
“perhatian – perhatian pintu theater 1 telah dibuka, bagi anda pemegang karcis silahkan memasuki theatre 1”
Indy : “filmnya udah maen tuh”
Mereka bangkit dari sofa, dan saat mendekati pintu theater 1 tiba – tiba ada seseoranng yang menyenggol nadia.
Nadia : “yang sopan dong mas..”
Orang itu hanya berbalik sebentar, dan kemdian kembali berjalan.
Nadia : “rese banget, dasar botak”
Nadia mengumpat pelan melihat tingkah orang itu, sebenarnya nadia maklum cumin yang membuatnya semakin jengkel orang yang menabraknya itu botak.
Indy : “udah, nggak usah di gubris. Filmnya sudah maen tuh, ntar kita malah kelewatan”
Kevin, indy, nadia dan dodi bersamaan masuk kedalam theatre 1.
*************************************************************
“ndy, kamu kerumah sakit sekarang yah. Kevin masuk ICU lagi”, Indy ternsentak melihat sms yang dikirimkan dodi padanya. Meskipun ini bukan kali yang pertama, tapi tetap saja membuatnya kaget. Karena kemarin dia melihat kondisi Kevin baik – baik saja.
Indy : “keadaan Kevin gimana dod?”
Dodi : “dia lagi istirahat… tadi sakit kepalanya kambuh lagi, makanya saya bawa kesini..”
Indy : “saya takut melihat keadaan Kevin dod??”
Dodi : “nadia nggak dikabarin?”
Indy : “sebaiknya kita nggak usah ganggu dia dulu, lagian ini juga permintaan Kevin”
Tiba – tiba ibu dan ayah Kevin muncul di rumah sakit.
Mama Kevin : “nak dodi, Kevin dimana?”
Dodi : “Kevin dirawat diruangan ICU tante”
Mama Kevin : “keadaannya gimana, dia baik2 saja kan?”
Dodi : “ sakit kepalanya kambuh lagi, tapi sekarang sudah agak mendingan kok tante”
Mama Kevin menyusul suaminya masuk kedalam ruangan ICU tempat Kevin dirawat.
Indy meninggalkan dodi untuk mengambil obat di apotik rumah sakit.
Sebenarnya dodi juga gelisah dengan keadaan ini, melihat sahabatnya Kevin terbaring lemah dan nadia yang tidak pernah tahu tentang keadaan Kevin.
Setelah berfikir beberapa lama, akhirnya dia memutuskan untuk menghubungi nadia lewat sms.
“saya nggak tahu harus bagai mana menjelaskannya, tapi yang perlu kamu tahu saat ini kevin dirawat dirumah sakit. Maaf kalo hal ini kita sembunyikan hal ini dari kamu, karena kita nggak ingin kosentrasi kamu terganggu. Kalo kamu ada waktu, sebaiknya kamu kesini untuk menjenguk Kevin secepatnya”
Dodi langsung mametikan ponselnya.
*************************************************************
Indy kaget melihat nadia tiba – tiba muncul dirumah sakit.
Nadia : “Kevin dimana ndy??”
Indy : “nadia??? Ngapain kamu disini?”
Nadia : “kamu tega, kalian semua tega ngelakuin ini semua. Apa saya nggak berhak untuk tahu keadaan Kevin?”
Indy : “kita semua nggak bermaksud seperti itu nad”
Nadia : “kalian memang nggak pernah menganggap kamu ada kan??” (nadia menangis)
Semenjak putus dengan roxy, kevinlah yang selama ini selalu menghiburnya. Dan itu membuatnya sangat ketergantungan pada Kevin.
Nadia dan indy mematung di koridor rumah sakit.
Dodi yang memandang dari kejauhan mendekat kearah mereka, kemudiian menarik nadia menuju ruangan tempat tempat Kevin dirawat.
Nadia : “Kevin……” (suara setengah berbisik)
Nadia : “kamu nggak papa kan vin?”
Kevin tersenyum kecil kearahnya, meskipun wajahnya pucat senyum itu tetap terlihat manis.
Kevin : “saya nggak papa kok nad, kamu nggak usah terlalu khawatir. Saya baik – baik saja kok”
nadia duduk disamping tempat tidur Kevin.
Kevin : “maaf yah nad, saya nggak bermaksud menyembunyikan ini semua dari kamu. Tapi sebenarnya ada hal yang lebih penting yang membuat saya enggan untuk mengabarkan tentang kondisi saya ke kamu”
Nadia : “emang ada apa vin?”
Kevin : “karena aku nggak mau, membuat orang yang saya sayang sedih hanya karena diriku”
Nadia : “maksud kamu?”
Kevin : “aku sayang kamu nad?”
Nadia tidak kuasa menahan air matanya, melihat Kevin terbaring lemah dan mengetahui kebeneran tentang isi hati kevin kepadanya.
Kevin menggenggam jari nadia, seolah enggan untuk melepasnya.
Kevin : “kamu maukan menerika keadaanku seperti ini?”
Nadia terdiam sejenak….
Nadia : “vin, meskipun saya sangat membenci orang berkepala botak. Tapi Itu nggak berlaku buat kamu, bagaimanapun keadaan kamu saya tetap akan menerima mu vin. Karena aku juga sayang sama kamu.”
Demi menjalani operasi kepala, Kevin harus rela mencukur habis rambutnya. Sebenarnya dia tidak ingin terlihat seperti ini dihadapan nadia, karena dia tahu nadia sangat membenci orang botak.
Hanya karena nadia sudah berada dihadapannya, Kevin tidak bias mengelak lagi.
Berawal dari sebuah pertemanan, nadia dan Kevin akhirnya mumutuskan untuk menjalin hubungan yang lebih. Mereka berpacaran…..
Dodi dan indy hanya memandang kejadian itu dari luar ruangan tempat Kevin dirawat, dan mereka berharap semoga semua ini bisa membuat kondisi Kevin menjadi lebih baik lagi.
Tiba – tiba tanpa indy sadari, dodi berbalik kearahnya dan mengatakan sesuatu.
Dodi : “ndy, kamu mau nggak jadi pacarku?”
Indy : “apa? Jadi pacar mu? Nggak salah dengar? Tidakkkkk”
Indy langsung ngacir meninggalkan dodi yang mematung depan pintu ruangan Kevin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar