BY. RENO RADITYA
Nindya : “kita mau kemana sih rif?? Inikan sudah jam berapa??”
Rifky : “saya ingin menunjukkan sesuatu yang sangat special sama kamu”
Dengan mata tertutup rifky menuntun nindya menapaki setiap anak tangga, sebenarnya dia sendiri juga gugup tapi dia mencoba untuk tetap tenang.
Nindya : “kamu janji yah, nggak membuat hal – hal yang konyol lagi?”
Rifky : “iya saya janji”
Nindya kembali mengikuti rifky yang masih menuntunnya.
Setelah beberapa menit naik ke puncak menara Makassar, akhirnya rifky dan nindya berdiri tepat disisi paling depan gedung.
Rifky : “sekarang kamu boleh buka mata kamu”
Hembusan angin yang menerbangkan tiap helai rambutnya, membuat nindya semakin penasaran dimana mereka berada. Perlahan nindya mulai membuka matanya dan melihat sekelilingnya.
Nindya : “rifky, inikan… saya nggak nyangka sayang, sudah lama banget kita nggak kesini”
Rifky tersenyum kearah nindya, dan menggenggam jari kekasihnya itu.
Rifky : “kamu masih ingat kan?? Di tempat inilah pertama kali saya mencoba untuk mengungkapkan semuanya, mengungkapkan kalau saya sayang dan cinta sama kamu”
Nindya tidak tahu lagi harus berkata – kata apa, setiap kalimatnya seakan tertahan. Dia hanya mengangguk merespon pernyataan rifky.
Rifky : “saat itulah moment terindah dalam hidup saya, dan saya nggak akan bisa ngelupain itu semua”
Kebahagiaan yang dirasakan nindya sangat sempurna malam itu, selain rifky yang begitu menyayanginya ternyata cowok yang sangat dicintainya itu pun memberikan kejutan yang sangat tidak disangkanya. Tempat meraka berada saat itu telah didekorasi dengan sedemikian rupa, hingga terlihat benar – benar berbeda.
Rifky : “sayang, hari ini adalah tepat dua tahun hubungan kita. Nggak terasa yah waktu berlalu begitu cepat”
Nindya : “iya, perasaan kayak baru kemaren kamu mengatakan kalo kamu sayang dan cinta sama saya”
Rifky : “semoga aja hubungan kita bisa berlanjut selamanya sayang…”
Rifky mendekap nindya dipelukannya dan mengecup keningnya. Mereka berdua diam, memandangi pemandangan kota Makassar dimalam hari dari puncak menara Makassar.
Rifky : “kamu masih ingat nggak, kalo dulu saya pernah janji akan melamar kamu ditempat ini”
Nindya merapikan rambutnya yang berhamburan tertiup angin. Rifky mengeluarkan kotak merah dengan pita berwarna putih.
Rifky : “nindya, will u married me??”
Nindya hanya diam, sementara rifki melingkarkan cincin dijari manisnya.
Nindya : “yes I will”
Nindya kembali memeluknya…
******************************************************
Setelah hari itu, keluarga rifky datang menemui keluarga besar nindya. Mereka membicarakan lamaran yang dilakukan serta penetapan hari pernikahan rifky dan nindya.
Setelah merundingkannya beberapa lama, akhirnya mereka sepakat pernikahan putra putri mereka dilaksanakan seminggu sebelum bulan ramadhan tiba.
Andry : “selamat yah.. akhirnya kalian berdua akan melangsungkan pernikahan juga”
Nindya : “ini semua berkat dukungan kamu ndry, makasih kamu sudah menjadi sahabat terbaik buat kami”
Andry tersenyum dan kemudian membolak balik undangan berwarna cream yang diberikan nindy.
Andry : “tapi ngomong – ngomong kapan rifky berangkat ke papua??”
Nindya : “rencananya sih lusa”
Andry : “trus baliknya kapan?”
Nindya : “insya allah, tanggal tanggal 09 bulan ini”
Andry : “apa?? Nggak salah?? Bukannya itu sudah dekat – dekat hari pernikahan kalian??”
Nindya : “iya, tapi mo diapain lagi. Andry juga tetap harus menjalankan tugas yang dibebankan untuk dy”
Andry : “makanya, kalo nyari suami tuh jangan yang kerjaannya harus tugas dimana – dimana. Hari pernikahan kalian kalian aja seperti ini, gimana seandainya kalau kamu akan melahirkan nanti?”
Nindya : “kamu tuh aneh yah ndry, mikirnya yang macem – macem gitu. Udah ah.. ”
Andry : “iya.. iya… btw kamu udah mo pulangkan, saya nebeng yah?? Kita kan searah”
Nindya : “iya, tapi ingat kamu harus ngebantuin saya untuk preparing segalanya”
Andry dan nindya berjalan kearah mobil silver yang diparkir tepat samping pos security.
******************************************************
Pak Rahim : “Assalamu alaikum”
Nindy berjalan keruang tamu untuk membuka pintu.
Nindya : “wa alaikum salam…”
Pak rahim : “benar ini kediaman pak andry?”
Nindya : “iya benar”
Pak rahim : “kalau mbak sendiri apanya pak rifky?”
Nindya : “saya tunangannya, tapi ngomong – ngomong ada apa yah pak?”
Ibu rifky : “siapa nin??”
Nindya : “orang dari brimob bu”
Ibu rifky mendekati nindya yang masih berdiri didepan pintu.
Ibu rifky : “loh tamunya kok nggak disuruh masuk sih nin..”
nindya , ibu rifky, dan pak rahim masuk keruang tamu.
Pak rahim : “sebenarnya gini mbak, kami dari brimob ingin mengabarkan sesuatu. Ini mengenai andry”
Ibu rifky : “ada apa dengan anak saya pak??”
Pak rahim : “pesawat yang ditumpangi pak andry jatuh di daerah nusa tenggara”
Ibu rifky : “apaa??”
Pak rahim : “iya bu, dan dipastikan pak rifky meninggal saat kejadian itu”
Mendengar berita itu, ibu rifky langsung pingsan. Sementara nindya dan pak rahim sibuk menolong ibu rifky yang tidak sadarkan diri.
******************************************************
Hari pernikahan nindya tinggal menghitung hari, sementara keluarganya tidak tahu lagi harus berbuat apa. Sebenarnya mereka ingin membantalkan rencana itu, tapi mereka juga memikirkan soal undangan yang sudah ditebar, dan beberapa persiapan yang sudah fix.
Ditengah – tengah kegundahan mereka, akhirnya andry angkat suara.
Andry : “saya yang akan menikahi nindya”
Keluarga nindya dan keluarga rifky tersentak kaget mendengarkan hal itu, mereka tidak tahu harus menanggapi hal itu dengan seperti apa. Yang jelas dengan keinginan andry, pernikahan yang awalnya di batalkan bisa tetap di jalankan.
Nindya : “tapi aku nggak cinta sama kamu ndry”
Andry : “ini bukan masalah cinta atau tidak, yang jelas saya pernah berjanji pada rifky akan menjaga kamu. Dan saya harus tepati janji itu”
Nindya : “plis ndry… rifky nggak akan bisa terima itu..”
Andry terdiam, dia tidak bisa membalas kalimat nindya. Karena sebenarnya dia juga berat untuk melakukan hal itu.
Keluarga nindya, rifky dan andry menerima keputusan itu, dan pernikahannya tetap dilaksanakan seperti rencana awal.
******************************************************
Andry : “saya terima nikahnya nindya binti januardi dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai”
Pak rahman : “sah?..”
undangan : “ sah…sah…sah…”
andry selesai mengucapkan akad nikahnya, sementara nindya hanya bisa tertunduk sambil menangis.
Ketika semua yang hadir bangkit tanpa disangka – sangka rifky hadir di tengah – tengah mereka. Kondisinya masih lemah, dan keadaannya tidak seperti yang dulu. Tangis nindya semakin menjadi – jadi dan kemudian berlari memeluk tubuh rifky.
Orang – orang kaget, termasuk leuarga nindya, rifky dan andry, mereka seakan melihat hantu ditengah hari bolong.
Nindya : “maafkan saya rif, saya nggak pernaah bermaksud seperti ini. Dan saya nggak nyangka kamu bakaln datang, semua orang menyangka kamu telah meninggal dalam kejadian itu rif. Dan andry.. adnry hanya…” (menangis)
Rifky memegang tangan nindya dan mencoba untuk membuatnya tenang.
Rifky : “sudah, kamu nggak boleh menyesali semuanya. Mungkin kita memang belum jodoh, dan kamu juga harus menerima andry sebagai orang yang akan mendampingimu selamanya. Saya ikhlas kok menerima semuanya nin..”
Andry mendekati rifky dan nindya.
Rifky : “ndry, dulu saya pernah bilang kalau saya nggak ada kamu tolong jagain nindya yah. Tapi sekarang saya hanya bisa menyerahkan nindy kekamu, tolong jaga dy selamanya.”
Andry hanya bisa mengangguk menjawab permintaan rifky.
Rifky menarik tangan nindya dan kemudian menyandingkannya bersama andry, kemudian dia pergi meninggalkan mereka berdua. Kesedihannya begitu dalam, tapi dia juga tidak bisa mengingkari kalau nindya kini telah menjadi milik andry.
Dy hanya bisa berkata dalam hati “sebuah pertemuan itu adalah jodoh, dan perpisahan itu adalah takdir”
Mungkin inilah jalan yang diberikan alla padanya.
*****************************************************
Tidak ada komentar:
Posting Komentar